Banyumas (ANTARA News) - Ratusan penganut Islam Aboge di Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar ritual larung sesaji di Sungai Serayu, Selasa.

Ritual tersebut dimulai sekitar pukul 11:00 WIB, dengan menggelar kenduri atau makan bersama di perempatan jalan Dusun Kalitanjung, Desa Tambaknegara, sebagai bentuk sedekah bumi yang ditujukan untuk bersyukur atas limpahan rezeki dari Tuhan Yang Mahaesa.

Dalam kenduri tersebut, setiap warga membawa nasi sendiri-sendiri untuk dimakan bersama sayur gulai kambing yang dikenal dengan nama "becek".

Gulai ini terbuat dari 12 ekor kambing yang berasal dari 12 RT di dusun tersebut.

Sementara kepala kambing tersebut akan dikuburkan di perempatan jalan Dusun Kalitanjung melalui ritual sedekah bumi.

Usai kenduri, kegiatan dilanjutkan dengan ritual larung sesaji dan "grebeg" (perebutan) gunungan yang terbuat dari palawija.

Sesaji maupun gunungan ini terlebih dulu diarak dari Dusun Kalitanjung menuju Bendung Gerak Sungai Serayu dengan pengawalan puluhan orang berbusana adat Jawa.

Sesampainya di Bendung Gerak Sungai Serayu, warga pun menggelar doa bersama yang dilanjutkan dengan "grebeg gunungan" yang diperebutkan oleh ratusan warga yang mengikuti ritual tersebut.

Sementara sesaji berupa jajanan pasar dibawa ke tengah Sungai Serayu menggunakan perahu untuk dilarung atau dihanyutkan di sungai ini.

Seorang tokoh masyarakat Desa Tambaknegara, Edi Wahono mengatakan, kegiatan larung sesaji ditujukan untuk membuang hal-hal yang buruk dan untuk mendapatkan berkah di Tahun Baru 1431 Hijriyah ini.

"Sedangkan `grebeg gunungan` diyakini warga jika mereka bisa mendapatkan hasil bumi di gunungan itu akan mendapatkan berkah dari Tuhan. Sementara acara kenduri sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan dan mengembangkan budaya gotong royong di masyarakat," kata dia yang juga Ketua Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu.

Aboge merupakan singkatan dari Alip Rebo Wage, aliran yang telah digunakan para wali dalam rangka penyebaran ajaran Islam terutama di daerah itu, sejak abad ke-14 dan disebarluaskan juga oleh ulama Raden Rasid Sayid Kuning dari Kerajaan Pajang.

Perhitungan Alip Rebo Wage merupakan gabungan perhitungan satu windu dengan jumlah hari dan jumlah pasaran berdasarkan perhitungan Jawa yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.

Penganut Aboge juga meyakini bahwa hari pertama adalah Jumat dan satu bulan terdiri atas 29 hingga 30 hari serta dalam satu windu terdiri atas tahun Alif, Ha, Jim, Awal, Za, Dal, Ba, Wawu, dan Jim akhir. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010