Batam (ANTARA News) - Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia akan membuka 10 stasiun produksi di daerah perbatasan pada 2010. "Akan dibuka 10 stasiun perbatasan di 10 daerah, di antaranya di Kalimantan Timur, Sei Batik, Malinau dan Loh Bagun," kata Direktur Utama LPP RRI Parni Hadi di Batam, Senin.

Parni Hadi mengatakan nahwa daerah perbatasan merupakan wilayah strategis dalam pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Menurut dia, sudah selayaknya warga daerah perbatasan didengar dengan produksi siaran radio.

"Biar daerah perbatasan tidak dibombardir pusat melulu," kata dia.Dengan stasiun produksi sendiri, katanya, maka warga daerah perbatasan dapat menyiarkan berita sendiri, baik yang berbau lokal, nasional mapupun regional, karena berbatasan dengan negara tetangga.

Selain produksi berita, stasiun produksi RRI itu juga akan membuat feature dan siaran kesenian serta kebudayaan.Stasiun produksi daerah perbatasan tersebut juga akan menempatkan kontributor di negara tetangga, kata Parni.

"Kalau tidak kontributor, sesekali, reporter kita ke negara tetangga untuk meliput," kata dia menambahkan.Produksi di negara tetangga diperlukan mengingat banyak WNI yang hidup di Malaysia dan Singapura, kata dia.

RRI, kata dia, juga bekerja sama dengan Radio Arab Saudi untuk merangkul tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berada di Timur Tengah.

Mengenai biaya pembangunan stasiun produksi, ia mengatakan, itu berasal dari alokasi BUMN.

Sementara itu, Ketua Badan Anggaran DPR RI Harry Azhar Aziz mengatakan, alokasi dana untuk LPP RRI perlu ditambah mengingat pentingnya peranan informasi dalam pembangunan masyarakat.

"Sekarang ini hanya 0,0 sekian persen anggaran APBN untuk RRI, kalau bisa dua persen, itu bagus sekali, seperti yang dilakukan negara yang informasinya bagus," kata Harry.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009