Jakarta (ANTARA News) - Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom mengatakan BI melakukan perubahan standar rasio kecukupan modal (CAR) pada Nopmber 2008 untuk membantu kesulitan likuiditas perbankan nasional secara keseluruhan, bukan hanya Bank Century.

"BI melakukan perubahan PBI (Peraturan Bank Indonesia) didasarkan pada situasi pasar modal di seluruh dunia yang rontok," kata Miranda kepada Panitia Angket Kasus Bank Century di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.

Miranda menguraikan, karena pasar modal rontok dengan indeks harga sahan gabungan (IHSG) merosot tajam, maka nilai surat-surat berharga (SSB) juga turun drastis sehingga berdampak pada industri perbankan nasional yang mengalami kesulitan likuiditas.

Penurunan standar CAR ditempuh BI agar perbankan bisa menyesaikan diri dengan situasi padar modal yang sedang rontok sekaligus menjaga agar tidak terjadi bank gagal dan membantu keseluruhan perbankan, tidak hanya Bank Century.

"Bank sentral yang melakukan kebijakan ini tidak hanya di Indonesia, juga di sejumlah negara lain di dunia," katanya.

Salah seorang anggota Panitia Angket Kasus Bank Century DPR, Andi Rachmat (FPKS) mempertanyakan mengapa penurunan CAR sampai positif bukan satu atau dua persen?

"Kalau penurunan CAR sampai positif yakni 0,000 sangat di luar logika," kata Andi.

Miranda lalu menjawab, penghitungan CAR dilakukan dengan dua pendekatan yakni pendekatan kapital (modal) dan aset.

"Jika pada sebuah bank terjadi penurunan aset, (maka) harus ditambah modal," katanya.

Dalam kondisi normal, katanya, modal bisa stabil, tetapi dalam situasi krisis bisa menurun tajam. Dan kebetulan saat itu CAR Bank Century di bawah delapan persen dan menurun lagi sehingga harus diselamatkan, demikian Miranda. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009