Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengatakan tidak mendukung salah satu pihak yang maju dalam bursa calon ketua umum partai periode 2010-2015.

"Saya netral. Soal Ketua Umum PAN periode 2010-2015 saya serahkan pada keputusan partai yang akan ditentukan dalam kongres di Batam pada awal Januari 2010," katanya di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, Hatta Rajasa dan Dradjad Wibowo serta beberapa kader lain memiliki keinginan untuk memajukan PAN. "Jadi biarkanlah proses itu berjalan secara alami, demokratis, dan transparan,dengan demikian, siapa calon yang mendapatkan suara terbanyak dalam kongres, dialah yang menjadi Ketua Umum PAN periode 2010-2015. Biarkanlah mekanisme partai berjalan dengan semestinya," kata mantan ketua MPR ini.

Ia mengatakan dua kader PAN yang mencalonkan diri yakni Hatta Rajasa dan Dradjad Wibowo termasuk orang yang baik, sehingga banyak dicintai para pendukungnya. Mereka akan bersaing memperebutkan simpati para kader.

"Kedua calon itu banyak dicintai kadernya, dan biarkanlah mereka bersaing secara sehat dalam proses yang demokratis dan transparan. Saya tidak mau memberi dukungan apa pun, karena nanti menjadi tidak demokratis," katanya.

Ketika disinggung mengenai keterlibatan putranya dalam memberikan dukungan pada salah satu calon, ia mengatakan keberpihakan itu tidak hanya pada satu kandidat, karena dua anaknya masing-masing mendukung calon yang berbeda.

"Anak saya dua orang, Ahmad Mumtas ikut Hatta Radjasa, sedangkan Ahmad Hanafi Rais mendukung Drajad Wibowo. Jadi netral," kata pendiri partai berlambang matahari itu.

Ditanya mengenai calon ketua umum yang sebaiknya tidak merangkap jabatan di kabinet, Amien Rais mengatakan di Indonesia memang sudah terbiasa dengan posisi ketua partai yang memegang jabatan menteri.

"Secara teoritis memang bagus jika ketua partai tidak menduduki jabatan menteri. Namun, kenyataannya di Indonesia memang seperti itu. Saya tidak ingin berbicara terlalu ideal mengenai hal itu," katanya.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009