Jayapura (ANTARA News) - Kembang api dan berbagai macam jenis petasan mulai menyemaraki perayaan Natal di Papua yang mayoritas masyarakatnya merupakan umat Nasrani yaitu pemeluk Kristen Protestan dan Katolik.

Pantauan ANTARA di Jayapura, Minggu, para penjual kembang api menggelar produknya di sepanjang trotoar terutama di Jalan Achmad Yani, jantung Kota Jayapura, akibatnya ruang gerak bagi para pengguna trotoar semakin sempit.

Kembang api yang dijual diakui para penjual berasal dari Jawa, terutama Jakarta, dengan model kembang api yang beragam.

Menurut Ani, salah seorang penjual kembang api, yang paling banyak diminati para pembeli adalah model kembang api yang berukuran besar.

Kembang api ini berbentuk seperti roket dengan sumbu yang menjulur pada salah satu ujungnya. Begitu sumbu disulut api, kembang api akan melayang ke udara sembari memercikkan api dan menimbulkan suara keras.

"Pembeli kembang api jenis ini biasanya orang-orang dewasa. Harganya lumayan mahal. Untuk kembang api yang besar, harganya Rp250 ribu per buah," jelas Ani.

Sedangkan untuk anak-anak, biasanya mereka hanya memainkan kembang api yang bentuknya sederhana dan murah harganya.

Rudi, salah seorang penjual kembang api yang memulai berjualan sejak pagi hingga malam hari menuturkan, kembang api yang berbentuk tangkai adalah yang paling banyak dibeli anak- anak.

"Soalnya kalau yang model-model roket, harus hati- hati membakarnya," katanya.

Untuk kembang api yang berukuran sederhana ini Rudi mematok harga antara Rp1.000 hingga Rp10.000 per buah.

Dia mengatakan, penjualan kembang api akan semakin meningkat ketika sudah mendekati puncak Hari Raya Natal 25 Desember dan malam tahun baru 1 Januari 2010.

"Saya akan terus berjualan kembang api hingga memasuki bulan Januari 2010," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009