Jakarta (ANTARA News) - Inisiator pengusul hak angket kasus Bank Century atau Tim 9, Kamis, menemui Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk mendapatkan dukungan moral bagi penuntasan masalah bailout Bank Century.

"Tujuan utama kami membuka kebenaran. Tidak ada target seseorang harus turun. Tidak ada," kata salah satu anggota Tim 9 Maruarar Sirait saat bertemu Aburizal Bakrie di kediaman Jl Ki Mangoensarkoro Jakarta.

Sebelumnya Tim 9 telah menemui beberapa tokoh seperti mantan Presiden Gus Dur, mantan Ketua umum PP Muhammadiyah Syafii Ma`arif, Mantan Ketua MPR Amien Rais, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ustad Hilmi dan Ketum DPP PAN Sutrisno Bachir.

Lebih lanjut Maruarar menegaskan bahwa hak angket kasus Bank Century itu merupakan pertaruhan bagi Dewan. Selama ini, sudah ada rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap DPR, apalagi hak angket yang berjalan di DPR sebelumnya hasilnya tidak sesuai harapan rakyat.

"Politik di Indonesia harus berubah bukan lagi politik seremonial, tetapi jadi politik substansi," kata Maruarar.

Karena itu Maruarar mendesak Presiden Yudhoyono agar bersedia menerbitkan Perpu sehingga PPATK bisa memberikan hasilnya kepada KPK maupun DPR.

Maruarar menjelaskan agar hak angket Century ini jangan sampai seperti aak angket yang pernah terjadi sebelumnya.

"Kita mau rapat-rapat terbuka agar rakyat bisa melihat apakah wakil-wakilnya ingin membuka atau menutup-nutupi," kata Maruarar.

Maruarar menegaskan tujuan hak angket itu bukan untuk menjatuhkan seseorang. "Kalau ada yang salah ya harus bertanggungjawab. Jadi kebenaran tak bisa ditawar-tawar," katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa dalam kasus Bailout Bank Century ada dugaan pelanggaran UU.

"Hasil audit BPK jelas. Kesimpulan BPK mengatakan pengucuran dana setelah 18 Desember 2008 tidak ada dasar hukumnya. Jadi pengucuran dana miliaran rupiah itu illegal," kata Maruarar.

Dalam pertemuan dengan Aburizal tersebut dari tim 9 hadir antara lain Akbar Faisal (Hanura), Kurdi Mukri (PPP), Misbakun (PKS), Syukur Nababan (PDI-P), Bambang Soesatyo (FPG), Andi Rachmad (FPKS), Chandra Tirtawidjaya (FPAN) dan Maruarar Sirait (FPDI-P).
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009