Jakarta (ANTARA News) - Omi Komaria Madjid, istri dari almarhum Nurcholish Madjid (Cak Nur), menyatakan, pihak keluarga besar Cak Nur tidak ingin agar permasalahan terkait pernyataan Kapolri menjadi melebar dan masuk ke ranah politik di Tanah Air.

"Jangan sampai permasalahan ini keluar dari garis pokok persoalan," kata Omi di Jakarta, Minggu.

Ia menyatakan, pihak keluarga telah dapat menerima penjelasan dan permintaan maaf yang disampaikan secara langsung oleh Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri di kediaman keluarga Nurcholish Madjid di daerah Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (20/11) malam.

Omi yang datang langsung dari Amerika Serikat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut memaparkan, sebelum mengetahui tentang pernyataan Kapolri, dirinya telah merasakan perasaan tidak enak yang terbawa hingga ke dalam mimpi.

Ia baru mengetahui permasalahan tersebut setelah mendapat kabar dari anak perempuannya, Nadia Madjid, yang membuatnya segera kembali ke Indonesia sejak 15 November.

Omi menyatakan, pihak keluarga menunggu lama untuk adanya permintaan maaf dari Kapolri, yang akhirnya kabar tentang hal itu baru didapat pada Jumat.

Pada Jumat malam pada sekitar pukul 20.00 WIB, Kapolri yang disertai dengan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna dan Penasehat Ahli Prof Bachtiar Aly, datang berkunjung untuk meminta maaf ke kediaman keluarga Nurcholish Madjid.

"Saya tidak ada persiapan sehingga Kapolri disuguhi minuman dan makanan apa adanya seperti teh dan kacang," kata Omi.

Omi tidak menyangka bahwa Kapolri adalah sosok yang halus dan setelah menjelaskan tentang duduk permasalahan, orang nomor satu di Mabes Polri itu menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga besar Nurcholish Madjid.

Kapolri, lanjutnya, juga memaparkan bahwa sama sekali tidak ada maksud dari dirinya dan pihaknya untuk menjelek-jelekkan nama besar Nurcholish Madjid.

Omi menerima permintaan maaf Kapolri karena dia mengingat akan nasihat suaminya bahwa orang Islam memang berhak untuk membalas keburukan dengan hal serupa, tetapi dengan memaafkan adalah bernilai lebih mulia di sisi Allah SWT.

Ia meminta agar permasalahan ini tidak diperpanjang lagi apalagi bila sampai harus dipolitisasi karena masih banyak persoalan lain yang harus dihadapi oleh bangsa ini.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009