Jeddah, (ANTARA News) - Menteri Agama Suryadarma Ali menilai, pelaksanaan
penyelenggaraan ibadah haji 1430H sejauh ini lancar-lancar saja meskipun diakuinya
ada saja keluhan mengenai pelayanan yang diberikan.

"Wajarlah, kalau ada satu-dua keluhan yang muncul, " kata Menag setibanya di
Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah, Kamis.

Menurut dia, berdasarkan laporan yang diterimanya, hambatan-hambatan kecil
yang terjadi di lapangan telah berhasil diminimalisir oleh Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji Indonesia (PPIH).

Namun demikian, menanggapi adanya sejumlah keluhan mengenai kenyamanan pemondokan,

ketidakpastian transportasi di Mekah (dari pemondokan ke Masjidil Haram), ia berjanji akan

mengevaluasinya dengan pihak-pihak terkait dan segera memperbaikinya.

Menurut catatan, pada musim haji l430H ini, PPIH menyewa 407 rumah di 11 sektor yang tersebar Kota Suci di Mekah untuk seluruhnya sekitar 196.100 calhaj reguler
(program Biaya Pelaksanaan Ibadah Haji - BPIH atau dulu ONH).

Sebanyak 115 rumah untuk 52.500 jemaah (26,4 persen) berada di Ring 1 (berjarak terjauh dua Km dari Masjidil Haram) dan selebihnya, 292 rumah untuk 143.600 jemaah (73,6 persen berada di Ring 2 (berjarak maksimum tujuh Km dari Masjidil Haram).

Yang sering dikeluhkan, pengemudi bus-bus "shuttle" yang disewa dari Muasassah
(penyelenggara layanan haji Arab Saudi) sering tidak menepati jadwal untuk menjemput dan mengantar pulang jemaah di titik-titik yang telah diatur dari pondokan ke Masjidil Haram.

Hal itu disebabkan karena para pengemudi yang sebagian besar warganegara Syria
atau Mesir itu agaknya memanfaatkan kelemahan pengawasan dari pihak PPIH.

Mengenai pemondokan, memang sejauh ini belum ada laporan mengenai penyimpangan yang berarti, kecuali terjadinya kasus-kasus individual misalnya kamar-kamar yang kurang nyaman karena dijejali beberapa jemaah, atau keterbatasan toilet dan kamar mandi sehingga jemaah terpaksa berebutan terutama saat "peak hour"pada pagi-hari.

Namun demikian, tentu saja masih terlalu dini untuk menilai itu sebagai keberhasilan,
mengingat masih ada sekitar 9.600 calhaj lagi yang akan berdatangan sampai kloter terakhir Sabtu depan.

Pernyataan Menag itu juga berbeda dengan hasil pantauan Tim Komisi VIII yang dipimpin ketuanya, Gondo Radityo Gambiro (Partai Demokrat) yang kurang puas dengan pelayanan yang diberikan PPIH dan mengancam akan membentuk tim investigasi khususnya mengenai penyediaan pemondokan dan layanan transportasi jemaah calhaj di Mekah.

"DPR merasa prihatin menyaksikan banyak jemaah yang kesulitan alat transportasi dari pondokan dan ke Masjidil Haram akibat jauhnya lokasi pemondokan mereka, " tutur Radityo saat itu.

Sementara Menag lebih jauh mengemukakan bahwa Depag bertekad agar dalam pelaksanaan haji tahun-tahun mendatang pemondokan seluruh jemaah haji Indonesia berjarak paling jauh tempat kilometer dari Masjidl Haram.

Mengenai layanan "bus-bus shuttle", menurut menteri ia juga akan mencek lagi dan meminta PPIH memperketat pengawasan terhadap para Muasassah yang mengelola bus-bus sewaan itu.

Pada bagian lain, Suryadarma Ali mengemukakan bahwa untuk tahun-tahun mendatang, jemaah calon haji Indonesia akan mengenakan busana batik yang corak dan warnanya mencerminkan identitas dan ciri-cari daerah masing-masing.

Untuk tahun ini, jemaah calhaj reguler Indonesia, baik pria maupun wanita, mengenakan jas atau pakaian atas berwarna biru muda telur asin. Hanya atribut lain seperti syal, kacu, jilbab atau tas tenteng yang menunjukkan bandara embarkasi atau kloter bersangkutan.

Di Bandara Jeddah, Menag antara lain disambut Pelaksana Dubes RI di Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur, Konsul Haji Shairozi Dimyathi, Amirul Haj yang juga Sekjen Depag Bahrul Hayat, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Slamet Riyanto dan Kepala Daker Jeddah PPIH Subchan CHolid.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Luki Satrio
Copyright © ANTARA 2009