Jakarta (ANTARA) - Volvo Cars mengatakan rencana merger dengan perusahaan seinduk Geely Automobile Holdings Ltd untuk sementara ditunda karena rencana Geely Auto untuk jadi perusahaan terbuka (listing) di China.

Perusahaan akan melanjutkan pembicaraan di musim gugur.

Sementara itu, Volvo berkeyakinan bahwa bisnisnya akan pulih pada paruh kedua tahun ini setelah melaporkan kerugian operasional selama enam bulan pertama yang disebabkan oleh wabah virus corona yang membuat rantai pasokan terganggu dan penutupan pabrik secara paksa.

Volvo melihat adanya pertumbuhan kembali yang kuat di China selama kuartal kedua dan mengharapkan kenaikan serupa juga terjadi di Amerika Serikat dan juga di negara-negara Eropa.

"Jika pasar pulih seperti yang kami harapkan, kami mengantisipasi volume penjualan untuk kembali ke level yang sama pada paruh kedua di tahun 2019 dan juga ambisi kami untuk kembali ke tingkat laba dan arus kas yang sama," kata CEO Hakan Samuelsson dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Rabu.

"Pemulihan pasar telah memungkinkan perusahaan untuk melanjutkan produksi di semua pabrik, kecuali pabrik Charleston di Ridgeville, South Carolina," tambahnya.

Volvo Cars, yang dibeli oleh China Zhejiang Geely Holding Group Co Ltd dari Ford Motor Co (FN) pada tahun 2010, berencana untuk bergabung dengan Geely Automobile dan medaftarkan diri di Hong Kong dan mungkin juga akan bermain di pasar otomotif daratan China.

Geely Automobile mengatakan, bulan lalu dewan telah menyetujui proposal awal untuk mendaftarkan saham renminbi baru di dewan STAR seperti Nasdaq Shanghai.

"Sehubungan dengan ini (listing Shanghai) Geely Auto tidak dapat membahas potensi kombinasi perusahaan," kata juru bicara Volvo Cars tentang merger. Pembicaraan akan dilanjutkan segera setelah Geely Auto "mengakhiri aktivitasnya terkait hal itu", katanya.

Pembuat mobil yang berbasis di Gothenburg melaporkan kerugian operasi sekitar 110 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk periode Januari-Juni, laba 5,52 miliar pada paruh pertama tahun lalu, karena pendapatan turun 14 persen menjadi 111,8 miliar.

Volvo telah memperingatkan pada bulan Maret bahwa penjualan, pendapatan, dan arus kas pada semester pertama 2020 akan menurun dari tahun lalu karena pandemi coronavirus membebani bisnisnya. Pada bulan April, ia mengumumkan rencana untuk menjadikan 1.300 pekerja kerah putih di Swedia berlebihan.


Baca juga: Geely bicarakan merger dengan Volvo

Baca juga: Volvo pangkas ratusan karyawan

Baca juga: Geely buka pusat riset mobil listrik mewah di Jerman
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020