Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur, menjaminkan diri untuk pembebasan Bibit Samad Riyanto dan Chandra Marta Hamzah, dari tahanan polisi, seraya menyatakan rakyat berdiri di belakang dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif itu.

"Saya mau nambahin jaminan," kata Gus Dur setelah mendatangi gedung KPK, Jakarta, Sabtu.

Sikap Gus Dur untuk menjaminkan diri itu merupakan dukungan kepada KPK sekaligus dukungan kepada sejumlah tokoh nasional yang telah menjaminkan diri untuk pembebasan Bibit dan Chandra.

Mengenakan pita hitam di lengan kanan dan didampingi sejumlah pengikutnya, Gus Dur tiba di gedung KPK pukul 09.40 WIB dan baru keluar sekitar satu setengah jam kemudian.

Dia ditemui oleh Wakil Ketua KPK Haryono Umar dan Wakil Ketua sementara Mas Ahmad Santosa dan Waluyo, beserta sejumlah deputi KPK.

Kepada wartawan, Gus Dur menjelaskan kedatangannya adalah wujud dukungan kepada KPK agar terus bekerja memberantas tindak pidana korupsi tanpa pandang bulu.

Dia berharap pimpinan KPK tidak perlu terpengaruh dengan upaya pelemahan dalam bentuk proses hukum terhadap sejumlah pimpinan KPK. Menurut Gus Dur, rakyat berada di belakang Bibit dan Chandra untuk memberikan dukungan.

"Kita berharap perjuangan KPK untuk menegakkan hukum dan demokrasi itu benar-benar tetap terlaksana," kata Gus Dur.

Gus Dur mengaku bingung dengan alasan penahanan kedua orang itu dan tidak bisa memahami tuduhan polisi terhadap keduanya.

Menurut Gus Dur, tuduhan terhadap kedua pimpinan KPK selalu berubah, mulai dari tuduhan suap hingga penyalahgunaan wewenang. Gus Dur menganggap hal itu sangat membingungkan.

"Saya bingung kok berubah seperti ini?" tanyanya heran.

Untuk itu, Gus Dur meminta KPK dan seluruh elemen masyarakat untuk tidak takut mempertanyakan proses hukum yang dijalankan oleh polisi.

"Kenapa takut, polisi juga orang," tambah Gus Dur. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009