Jambi (ANTARA News) - Sejumlah warga di Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi, yang menjadi korban gempa bumi Kerinci berkekuatan 7.0 SR pada Kamis (1/10), kini mengalami tekanan mental atau stres karena masih trauma dengan gempa.

Selain stres, bahkan dilaporkan ada yang meninggal dunia karena rasa trauma dan takut yang berlebihan, kata Camat Jangkat Kartubi saat dikonfirmasi dari Jambi, Rabu,

Beberapa warga yang mengalami depresi akibat gempa ini antara lain tinggal di Desa Lubuk Mentilin, Dusun Tengah Muara Madras dan di Desa Renah Kemumu yang saat ini masih terisolir, katanya.

"Warga kami ada yang dilaporkan telah mengalami stres akibat gempa beberapa waktu lalu, bahkan ada laporan mantan Kepala Desa Lubuk Mentilin Sahari dilaporkan meninggal dunia akibat stres," ungkapnya.

Namun laporan ini belum dicek ke lapangan apakah benar meninggal dunia akibat trauma berat akibat gempa atau karena penyebab lain.

Camat Jangkat mengakui banyak laporan masuk kepadanya tentang warganya yang mengalami depresi berat akibat gempa ini, di antaranya warga tersebut bernama Sudirman Ali, Marausan yang merupakan warga Muara Madras dan ada lagi masyarakat Desa Renah Kemumu.

Di antara warga yang depresi itu telah dikirim ke RSUD Bangko untuk mendapat perawatan dan pertolongan medis.

Di tempat terpisah, Wakil Bupati Merangin Hasan Basri Harun yang sekaligus sebagai Ketua Harian Satkorlak Penanganan Bencana Merangin ketika dihubungi juga membenarkan adanya laporan ini.

Ia berharap agar warga bisa bersabar dan tabah dalam menjalani cobaan akibat gempa ini.

Pihak Pemkab Merangin, menurut Wabup akan terus menyalurkan bantuan yang terus berdatangan untuk warga Kecamatan Jangkat untuk meringankan beban para korban gempa.

Namun demikian, secara umum aktivitas warga sudah kembali normal, mereka sudah melakukan aktivitas sehari-hari dan sebagian mulai memperbaiki rumahnya yang rusak akibat gempa yang terjadi pada pukul 08:42 WIB, Kamis (1/10) tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009