Garut (ANTARA News) - Seorang pemuda berinisial HA (28) yang diduga penderita penyakit HIV/AIDS, selama ini diasingkan oleh pihak keluarga dan warga sekitarnya di kaki gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Korban hanya menempati sebuah gubuk bekas pos penjagaan penggali pasir, dengan kondisi tubuh sangat lemah bahkan dari sekujur badannya tercium bau tak sedap serta banyak dikerubuti lalat.

"Keluarga masih sering menjenguk serta melakukan perawatan," ujar "HA" saat ditemui, Senin.Dia mengaku terpaksa mengasingkan diri, karena sebagian besar keluarga serta tetangga terdekatnya sangat keberatan dirinya berada di rumah.

Kondisi tubuh warga kampung Dukuh desa/kelurahan Pananjung, Kecamatan Tarogong Kidul tersebut semakin kurus kering, sebagian besar kulitnya melepuh dan dia hanya mampu terbaring lemah serta kerap meringis menahan rasa sakit.

Sejak divonis positif mengidap HIV/AIDS oleh dokter, HA pasrah hingga dia diasingkan oleh keluarga dan warga sekitar.

HA masih mendapat pengawasan dan penjagaan pamannya, Nandang, yang juga bapak asuh dan satu-satunya pihak keluarga yang menerima kondisi HA.

Pihak keluarga yang enggan disebut namanya, saat dihubungi secara terpisah mengemukakan HA sebelumnya banyak bergaul di dunia malam di lokasi wisata Puncak Bogor, katanya.

"Malahan kehidupan dunia malam mengantarkan korban ke pulau Batam yang kemudian diantar oleh orang tak dikenal ke kampung halamannya di Garut, dalam kondisi sakit berat," lanjutnya.

Warga termasuk keluarga spontan menolak kehadiran korban dan mereka mengasingkannya di lembah kaki gunung api Guntur karena takut tertular.

Sementara itu, Kepala RSU dr Slamet Garut dr Hj. Widajayanti Utoyo, SPM mengatakan, pihaknya sangat terbuka menerima korban sepanjang pasien membawa surat pengantar dari Puskesmas setempat atau dari aparat pemerintahan desa maupun kelurahan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dr Hendy Budiman saat dikonfirmasi berulang kali, telepon genggamnya tak diangkat demikian pula Wakil Bupati Garut Diky Candra.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009