Makassar (ANTARA News) - Pemadaman bergilir dipastikan akan terus berlangsung hingga perayaan natal dan tahun baru 2010 karena semakin sulitnya PLTA Bakaru dan PLTGU Sengkang melakukan produksi daya listrik akibat kekurangan debit air dan kerusakan mesin pembangkit.

Menurut Manager Unit PT Energi Gas Sengkang Darma Sakti di Makassar, Minggu, turbin mesin pembangkit PLTGU Sengkang yakni GT 21 yang mengalami kerusakan.

Mesin pembangkit sebesar 60 megawatt (MW) ini masih dalam proses perbaikan dengan mendatangkan tenaga ahli dari Siemens, Jerman, untuk melakukan perbaikan mesin yang saat ini dilakukan secara berkala (over haul).

"Insiden 4 Oktober lalu telah terjadi kerusakan pada `Battery Charger` akibat adanya perubahan tegangan dari 440 Volt AC menjadi 400 Volt DC," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, sejauh ini pihaknya sedang melakukan inspeksi mendadak untuk melihat kondisi kerusakan mesin akibat adanya kebocoran oli pada bantalan sisi luar turbin.

"Pecahan logam putih ditemukan pada bantalan sisi luar turbin akibat kebocoran oli tersebut," ujarnya.

Selain itu, tim inspeksi juga menemukan adanya indikasi kerusakan permukaan `kompressor end bearing` yang dianggap membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan perbaikan.

"Kami berharap penyelesaian turbin dapat dilakukan paling lambat 31 Desember 2009," ungkapnya.

Dia mengakui, target penyelesaian ini memang mengalami kemunduran dari perkiraan sebelumnya yang dapat diselesaikan 17 Oktober tahun ini.

Sementara itu, distribusi air yang menuju ke turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan terus mengalami penurunan drastis akibat kurangnya pasokan air ke Waduk Bakaru.

Menurut Manager Unit PLTA Bakaru Bambang Dwi Purnomo Putro di Pinrang, sebelumnya pasokan air (inflow) yang terjadi di PLTA Bakaru saat ini sebesar sembilan meter kubik adalah debit air yang terendah sepanjang tahun 2009.

Dia mengungkapkan, dengan kondisi inflow terendah ini kemampuan produksi hanya manghasilkan daya di bawah 27 megawatt (MW), maka mesin turbin terpaksa harus dihentikan untuk sementara waktu.

Jika kondisi ini dipaksakan maka akan berdampak buruk terhadap kondisi turbin pembangkit, karena sedimen pasir kwarsa yang akan masuk ke mesin dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada mesin pembangkit.

Bambang mengatakan, kondisi inflow yang tidak memungkinkan ini mengharuskan pihaknya melakukan penampungan air hingga mencapai inflow ideal sekitar 45 meter kubik.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009