Jakarta (ANTARA News) - Berbeda dengan hari pertama, uji kelayakan dan kepatutan hari kedua di kediaman pribadi presiden terpilih 2009-2014 Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu, banyak diwarnai dengan kejutan dengan munculnya wajah-wajah baru calon menteri.

Kehadiran sejumlah wajah-wajah baru yang sebelumnya tidak pernah beredar di kalangan media massa atau pun perbincangan di khalayak umum tentang calon menteri atau pejabat negara cukup membuat para wartawan yang menanti di halaman Puri Cikeas Indah, Bogor, bertanya-tanya setiap kali muncul wajah yang tak dikenalnya.

Kedatangan Ketua Bidang Ekonomi DPP Partai Demokrat Darwin Zahedy Saleh pada pukul 09:30 WIB sebagai orang pertama yang mengikuti uji kelayakan dan kepatutan pagi itu boleh jadi menjadi awal dari deretan wajah-wajah baru yang diproyeksikan bergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid dua.

Setelah Darwin yang diprediksikan mengisi jabatan Menteri ESDM itu, berturut-turut muncul Pembantu Rektor I Universitas Lambung Mangkurat Prof Dr Ir Gusti Muhammad Hatta, aktivis perempuan Linda Agum Gumelar, Ketua Majelis Pertimbangan Partai PKS Suharna Surapranata, Ketua DPP PAN Patrialis Akbar, ahli bedah mata Nila Djuwita Moeloek, Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar, Bendahara Umum DPP PPP Suharso Monoarfa, dan Politisi Partai Demokrat EE Mangindaan.

Proses wawancara dimulai sejak pukul 10:00 WIB. Satu per satu calon menteri atau pejabat negara bertemu dengan pasangan presiden dan wakil presiden terpilih Yudhoyono-Boediono. Sementara sisanya menanti giliran di Pendopo Cikeas dengan didampingi oleh juru bicara kepresidenan Andi Mallarangeng.

Sebagaimana Sabtu (17/10), tidak semua calon menteri atau pejabat negara dapat ditebak jabatan yang akan mereka jalani dalam kabinet mendatang, karena kepada wartawan mereka hanya bicara hal yang sangat umum sehingga wartawan hanya bisa menduga-duga posisi orang itu nantinya.

Sejumlah wartawan kemudian mencoba memancing beberapa orang calon menteri atau pejabat negara dengan menanyakan topik-topik tertentu yang mungkin akan menjadi bidang kerja mereka.

Seperti yang disampaikan ahli bedah mata Nila Djuwita Moeloek, kepada wartawan, Nila hanya mengatakan dirinya berbicara mengenai pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) dengan Yudhoyono dan Boedionio.

Saat ditanya lebih lanjut apakah angka kematian ibu dan anak termasuk dalam perbincangan secar tidak langsung ia berkata bahwa ada banyak hal dalam MDGs, salah satunya adalah pengurangan kemiskinan serat angka kematian ibu dan anak.

Sekalipun tidak mengaku bahwa ia diproyeksikan untuk menduduki posisi Menteri Kesehatan tapi dari 30 orang calon menteri dan pejabat negara yang telah melakukan uji kelayakan dan kepatutat, ia adalah satu-satunya yang memiliki latar belakang pendidikan bidang kesehatan.

Berbeda dengan Nila, beberapa calon menteri dan pejabat negara yang lain memberikan sinyal yang lebih nyata tentang posisi mereka.

Sebut saja Patrialis Akbar yang memaparkan visi dan misinya memperbaiki perlindungan HAM di Indonesia, Zulkifli Hasan yang mengaku membahas kebakaran lingkungan dalam proses wawancara, atau Mustafa Abubakar yang menjelaskan perlunya mendorong BUMN sebagai soko guru perekonomian.

Namun sekalipun beberapa menteri telah memberi sinyal yang jelas akan posisi mereka, presiden terpilih Yudhoyono yang tiba-tiba keluar menyapa wartawan sesudah istirahat makan siang justru menegaskan bahwa segala sesuatunya masih bisa berubah.

"Ini kan uji seleksi, kita lihat masih ada besok, tanggal 20 dan 21. Jadi masih ada tiga hari," kata Yudhoyono yang mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna biru itu saat ditanya mengenai kepastian para calon menteri yang dipanggil akan masuk dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.

Tetapi, lanjut dia, hasil wawancara cukup menggembirakan sesuai keinginannya.

"Hasil wawancara boleh dikatakan `meet the standard`. Tetapi ini belum rampung dan akan jalan terus," katanya.

Pada Minggu, 14 orang yang dipanggil yaitu Menteri PU Djoko Kirmanto. Kemudian Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Ekonomi Darwin Zahedy Saleh, Ketua Kadin Indonesia MS Hidayat, Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat Gusti Muhammad Hatta, Ketua Majelis Pertimbangan Partai PKS Suharna Surapranata dan Ketua Kowani Linda Agum Gumelar.

Selain itu, politisi PAN Patrialis Akbar, Dokter Nila Djuwita Moeloek, Komisaris Pertamina Gita Wirjawan, Sekjen PAN Zulkifli Hasan dan Wakil Sekjen PKB Helmy Faisal Zaini, Dirut Bulog Mustofa Abubakar, politisi PPP Soharso Monoarfa, dan politisi Partai Demokrat EE Mangindaan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009