Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan swasembada kedelai pada 2014 sehingga kebutuhan komoditas tersebut akan dipenuhi dari produksi dalam negeri.

"Pada 2014 kita tidak lagi mengimpor kedelai," kata Direktur Budi Daya Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Ditjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian (Deptan) Muchlizar Murkan di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia pada pelantikan petani penggerak, hingga kini Indonesia masih mengimpor kedelai sebanyak 1,1 juta ton pertahun. Oleh karena itu, selama lima tahun ke depan pemerintah akan bekerja keras merealisasikan target swasembada kedelai.

"Swasembada kedelai pada 2014 itu mudah-mudahan dapat tercapai. Apalagi Indonesia pernah swasembada kedelai pada 1992 dengan produksi sebesar 1,8 juta ton pertahun," katanya.

Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Joseph Bataona mengatakan petani penggerak yang berjumlah 35 orang itu berasal dari tujuh kabupaten, yakni Bantul, Kulonprogo, Nganjuk, Madiun, Trenggalek, Ngawi, dan Pacitan.

"Petani penggerak lahir sebagai strategi memandirikan petani demi keberlanjutan program di masa datang. Melalui metode sekolah lapang, petani penggerak nanti menjadi pemandu, fasilitator, dan motor bagi petani lainnya," katanya.

Menurut dia tujuan dari program petani penggerak adalah mempersiapkan para petani unggulan sebagai motor penggerak bagi petani lain untuk menunjang keberlanjutan program pemberdayaan petani di masa datang.

"Program pemberdayaan petani kedelai hitam melalui petani penggerak itu merupakan upaya menuju kemandirian petani agar lebih berdaya dan produktif dengan hasil panen yang lebih baik," katanya.

General Manager Yayasan Unilever Indonesia Sinta Karniawati mengatakan para petani sebelumnya diberikan dua kali pelatihan dan pembekalan.

Pelatihan pertama dilakukan selama dua hari mengenai evaluasi partisipatif karena mereka akan menjadi fasilitator. Mereka juga diajarkan bagaimana menjalankan organisasi petani, melakukan analisis hubungan dengan pihak terkait, dan prinsip dasar komunikasi.

Pada pelatihan kedua para petani penggerak diberi pembekalan mengenai teknik berkomunikasi dan meyakinkan petani lain.

"Petani penggerak kemudian diharapkan dapat berinteraksi dan menularkan semangat, pengetahuan, dan keterampilannya kepada petani lain di daerahnya," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009