Pekanbaru (ANTARA News) - Persaingan antarkandiat ketua umum DPP Partai Golkar beberapa jam menjelang pemilihan ketua umum, Rabu, cenderung panas.

Bahkan persaingan itu tidak hanya menyangkut peluang mendapatkan kesempatan meliput sidang-sidang di munas, namun juga terlihat dari isi berita dan iklan di koran-koran di Provinsi Riau.

Sebelumnya, wartawan melakukan aksi protes dan mengancam boikot kegiatan munas karena hanya tiga media yang diizinkan meliputi sidang-sidang di munas, yaitu ANTeve, TvOne dan Vivanews.com.

Ketiga media itu memiliki afiliasi dengan salah satu kandidat ketua umum partai ini.

Persaingan merebut posisi juga dilakukan hingga terjadi aksi tekan-menekan dan intimidasi.

Ketua DPP Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu mengemukakan, sebagian pendukung Surya Paloh takut menyatakan atau menyebutkan dukungan pada saat menyampaikan pemandangan DPD Golkar terhadap laporan pertanggungjawaban DPP Partai Golkar.

Persaingan keras Surya dengan Ical juga terlihat dari iklan di beberapa harian di Pekanbaru.

Rabu, sebuah iklan satu halaman di Harian Riau Mandiri berisi pernyataan dukungan Ketua DPD II Golkar Bengkalis Normansyah Abdul Wahab. Iklan itu berjudul "Menang Kalah Bersama Surya Paloh".

Di halaman yang berbeda di harian ini terdapat iklan yang tidak menyebut dukungan kepada Surya Paloh.

Iklan satu halaman ini berjudul "Selamatkan Rakyat Dari Kejahatan Kolusi Kekuasaan". Iklan ini dipasang oleh Solidaritas Rakyat untuk Korban Lapindo" yang isinya menolak Ical menjadi ketua umum partai ini.

Iklan itu, antara lain, ditandatangani Solahudin Wahid, Arbi Sanit, Sukardi Rinakit, Yudi Latif, Franky Sahilatua, Bony Hargens, Beny Susetyo, Firman Wijaya, Bambang Soelistomo, Fadjroel Rahman, Bondan Gunawan, Chalid Muhammad serta Soegeng Sarjadi.

Sementara itu, Juru Bicara Surya Paloh, Sugeng Suprawoto membantah keras berita di sebuah media cetak di Riau mengenai tudingan Surya Paloh terlibat dugaan penyelewengan bantuan Mobile Cepu Ltd (MCL) senilai Rp3,8 miliar.

"Kami membantah keras. Pak Surya tidak ada kaitan apapun dengan masalah tersebut," kata Sugeng. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009