New York (ANTARA News/AFP) - Saham di Wall Street memperpanjang "rally" untuk kedua hari pada Selasa waktu setempat, karena keputusan Australia untuk menaikkan suku bunga mendorong keyakinan bahwa pemulihan ekonomi global sedang mengakar.

Indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average terangkat 131,50 poin (1,37 persen) menjadi 9.731,25, sehari setelah melompat lebih dari 100 poin.

Indeks komposit saham teknologi Nasdaq bertambah 35,42 poin (1,71 persen) menjadi 2.103,57 sementara indeks Standard & Poor`s 500 meningkat 14,26 poin (1,37 persen) menjadi 1.054,72.

Pasar dibuka bullish (bergairah) setelah Australia pada Selasa menjadi ekonomi maju pertama yang menaikkan suku bunga sejak krisis keuangan.

Bank sentral mengumumkan kenaikan sebesar 25 basis poin menjadi 3,25 persen, mengangkat suku bunga dari terendah 49 tahun.

Walaupun Amerika Serikat tidak mungkin untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat karena masih mengalami transisi yang menyakitkan muncul dari resesi, investor melihat tindakan itu sebagai indikasi kunci pemulihan global.

"Jelas bahwa ada tawaran psikologis di pasar sebagai simbolisme dari kenaikan suku bunga pertama dari negara G20 adalah negatif apapun pertimbangan yang berlangsung dalam tangan-ke-tangan dengan suku bunga lebih tinggi," kata Patrick O`Hare dari Briefing.com.

"Itu sinar simbolisme melalui kenyataan bahwa kebanyakan pasar ekuitas di dunia telah mendapatkan sedikitnya 1,0 persen pasca pengumuman kenaikan suku bunga," katanya.

Kenaikan suku bunga sedang ditafsirkan sebagai "konfirmasi lain bahwa dunia sudah kembali dari ambang bencana ekonomi," kata O`Hare.

Analis di Charles Schwab & Co mengatakan pasar juga mendapat keuntungan dari melemahnya dolar yang mengangkat harga energi dan komoditas.

"Saham yang kokoh lebih tinggi, didorong oleh keuntungan kuat energi dan saham material karena melonjak harga komoditas di tengah kekhawatiran terhadap dolar," mereka mengatakan dalam sebuah catatan kepada kliennya.

Harian "The Independent" Inggris mengklaim dalam sebuah laporan Selasa bahwa beberapa megara Arab dalam pembicaraan untuk menghentikan praktek penetapan harga ekspor minyak mereka dalam dolar AS, yang banyak negara kemudian membantahnya namun mengarah ke tekanan berbasis luas pada mata uang AS.

Pemulihan ekonomi telah mendorong investor untuk memompa investasi mereka ke aset berisiko seperti saham dan menjauh dari safe-haven dolar.

Di antara saham "top gainers" adalah saham yang berhubungan dengan komoditas. Chevron naik 1,69 persen menjadi 70,56 dolar, ExxonMobil naik 1,60 persen menjadi 68,66 dolar dan Barrick Gold naik 5,23 persen menjadi 38,84 dolar.

Produsen aluminium Alcoa, yang akan meluncurkan laporan pendapatan kuartal ketiga perusahaan pada Rabu, naik 3,50 persen menjadi 13,89 dolar.

Pembuat peralatan industri Emerson Electric naik 1,40 persen menjadi 38,84 dolar yang bergerak untuk mengambil alih perusahaan teknologi informasi Avocent, yang melonjak 20,96 persen menjadi 24,82 dolar.

Raksasa kimia Dupont bertambah 1,69 persen menjadi 31,89 dolar dan General Electric naik 1,58 persen menjadi 16,08 dolar.

Sebaliknya pasar obligasi jatuh. Imbal hasil (yield) pada obligasi negara 10-tahun naik menjadi 3,248 persen dari 3,224 persen pada Senin dan pada obligasi 30-tahun meningkat menjadi 4,058 persen dari 4,023 persen. Hasil dan harga obligasi bergerak berlawanan (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009