Jakarta (ANTARA News) - Tim voli putra Indonesia membidik posisi peringkat kelima bertarung melawan Kazakhstan pada Kejuaraan Asia Senior Ke-15.

Peluang itu diraih setelah tim Merah Putih mengalahkan Taiwan 3-2 (25-18, 20-25, 19-25, 27-25, 15-9) di Stadion Ninoy Aquino, Manila, Filipina, Minggu (4/10).

Seperti dikutip dari Humas PBVSI melalui emailnya, Taiwan selanjutnya akan menghadapi Australia untuk memperebutkan posisi ketujuh.

Australia, yang merupakan juara bertahan, sebelumnya dikalahkan Kazakhstan 2-3. Sedangkan posisi empat besar diduduki Jepang, Korea, China dan Iran. Saat berita ini diturunkan Jepang tengah bertanding menghadapi China, sedangkan Korea bertemu Iran.

Di hadapan ratusan pendukungnya yang terdiri dari mahasiswa dan pekerja di Manila, tim Indonesia menampilkan formasi terbaiknya. Posisi toser ditempati Didi Irwadi, libero dipegang Fadlan Abdul Karim, I Nyoman Rudi Tirtana dan Riviansyah pada open spiker, posisi quick spiker dipercayakan kepada Andri dan Affan Priyo Wicaksono.

Ayip Rizal, yang bermain selalu menawan di setiap laga, memegang posisi `all round`. Empat pemain muda yang dibawa ke Manila hanya tampil dua orang, yaitu toser Bagus Wahyu Ardiyanto dan Septiohadi yang sempat menggantikan posisi Ayip.

Selain mendapat dukungan dari warga Indonesia yang tinggal di Manila, tim Indonesia juga memperoleh dukungan dari pendukung Iran, yang memang kebanyakan rekan-rekan sekampus mahasiswa Indonesia.

Pendukung Iran itu hendak memberikan dukungan kepada tim kesayangannya yang akan menghadapi Korea. Mereka datang lebih awal dan bergabung dengan para penonton dari Indonesia dengan membawa berbagai alat musik, seperti drum.

"Terima kasih atas dukungan para penonton Indonesia. Kami bermain penuh semangat tadi. Pertandingan tadi sangat menguras tenaga kami, tetapi saya gembira perjuangan kami tidak sia-sia, kami mengalahkan Taiwan," ujar Fadlan yang sering jungkir balik menahan gempuran smes dari para pemain Taiwan.

Menurut pelatih tim Indonesia, Li Qiujiang, timnya bermain sangat baik pada set pertama sehingga menang mudah. Namun, di set kedua dan ketiga, para pemain justru bermain sendiri-sendiri, tidak membentuk sebuah tim. Dengan kondisi itu, Taiwan pun leluasa mencetak poin.

"Untungnya pada set keempat anak-anak bermain lepas dan set terakhir para pemain bermain seperti set pertama. Mereka telah menemukan bentuk permainan terbaiknya. Akan sulit mencetak poin kalau bermain sendiri-sendiri tanpa pola tim," kata Li.

Li melakukan perubahan yang cukup brilian di set keempat dan kelima. Saat Affan hampir selalu gagal menahan smes dengan bloknya, Joni dimasukkan menggantikannya, setelah technical time out kedua.

Indonesia sempat ketinggalan 18-20 di set keempat. Namun, setelah itu mampu menempel hingga akhirnya terjadi deuce dan memenanginya dengan skor 27-25.

Kehadiran Joni memang sangat terasa manfaatnya, blok Indonesia semakin kuat dan susah untuk ditembus pemain lawan. Pemain paling senior di tim Indonesia ini menjalankan perannya dengan sangat baik.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009