"Kondisi daerah Padang Pariman yang berjarak sekitar beberapa kilomter dari bibir pantai cukup memprihatinkan, selain belum tersentuh bantuan dan hampir semua rumah runtuh, sementara kondisi korban kekurangan kebutuhan seperti selimut, tenda dan bahan makanan," kata Ida ketika dihubungi ANTARA Palembang melalui telepon, di Padang, Sabtu.
Ia mengatakan, tim tanggap darurat Pagaralam pada hari pertama tiba di lokasi bencana langsung melakukan penyisiran sejumlah tempat untuk memberikan bantuan berupa pemeriksaan medis, obat-obatan dan bahan makanan.
"Kami pada hari kedua langsung mengunjungi Kelurahan Ulukan Kecamatan Pakis, Kebupaten Padang Pariaman yang berpenduduk sekitar 13.604 jiwa dengan 3.089 KK. Di lokasi tersebut terdapat delapan korban meninggal dan 20 orang luka berat serta sisanya kehilangan tempat tinggal," kata Ida.
Ia mengatakan, warga yang tinggal di bibir pantai ini belum mendapat bantuan dari manapun baik berupa makanan, sarung, tenda, selimut, air mineral termasuk obat-obatan lainnya.
"Kita tim bantuan dari Pagaralam masih kesulitan untuk menjangkau seluruh daerah yang terparah terkena bencana gempa, selain serana transportasi lumpuh dan masih sulit mendapatkan bahan bakar minyak (BBM)," kata dia.
Menurut dia, evakusai sebagian besar dilakukan keluarga korban yang berasal dari luar Padang, seperti Jambi, Jakarta, Riau, Medan dan Lampung.
Selain itu, kata dia, sarna informasi dapat digunakan hanya radio sedangkan sarana listrik, air bersih masih belum tersedia.
"Untuk saat ini yang kurang bukan hanya berbagai kebutuhan tapi termasuk tenaga yang akan mendistribusikan berbagai bantuan, sementara tenaga lokal masih sibuk mencari sanak keluarga sudah terpencar-pencar," ungkapnya.
Dia menghimbau agar masyarakat Kota Pagaralam dan Sumsel dapat memberikan bantuan dalam bentuk apapun karena warga Sumbar korban gempa sangat membutuhannya saat ini.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
