Bandung (ANTARA News) - Membludaknya wisatawan yang berkunjung ke sejumlah lokasi wisata di Kabupaten Bandung Jawa Barat, yang menggunakan kendaraan roda empat, ditambah dengan jalan sempit dan menanjak, mengakibatkan jalan menuju kawasan wisata alam ini macet, dan antrean kendaraan pun tak terelakkan.

ANTARA memantau, antrean kendaraan tersebut tidak kurang dari lima kilo meter, dengan ujung antrean kendaran di sekitar Alun-alun Kecamatan Ciwidey, sementara pangkalnya berada di kawasan wisata yang terletak di wilayah Kecamatan Rancabali.

Sepanjang jalan yang dilanda kemacetan, bau kopling dan rem begitu menyengat, dan tak jaranag sejumlah kendaraan roda empat terpaksa harus ke pinggir jalan, karena mesinnya mati.

Jalan yang menuju sekitar empat lokasi wisata yang berada di bawah manajemen Kelompok Bisnis Mandiri Agroforestry Ekowisata dan Jasa (KBM AEJ) Lingkungan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten ini, terhitung sempit.

Selain hanya dapat di lalui dua kendaraan roda empat dari dua arah, kontur jalan tersebut menanjak dan bekelok-kelok, sehingga pengendara harus ekstra hati-hati dalam mengendarai kendaraannya.

Sesampainya di lokasi wisata Kawah Putih, laju kendaraan kembali terhambat oleh antrean kendaraan yang memasuki pintu gerbang obyek wisata kawah tersebut.

Akibat membludak wisatawan yang mengunjungi lokasi wita alam Kawah Putih, pengelola lokasi wisata yang berhawa dingin tersebut terpaksa harus membuka dan menutup gerbang. Senin (21/9) pintu telah ditup dan dibuka hingga lima kali.

"Dara pagi hingga sore, kami terepaksa membuka dan menutup gerbang sampai lima kali," kata Asisten Manajer KBM AEJ LIngkungan Perum Perhutani UNit III jWa Barat dan Banten, Lius Lotong, Senin sore.

Menurut Lius Lotong, yang ikut mengatur penempatan kendaraan di lokasi wisata alam Kawah Putih, bila tidak dilakukan tutup-buka gerbang, akan terjadi penumpukan kendaraan, baik di area parkir maupun di lokasi wisata yang jaraknya sekitar empat kilo meter dari area parkir tersebut.

Dari area parkir menuju kawah, tanjakan semakin sempit dan semakin tajam, serta berkelok. Di sini bau tak sedap kopling dan rem semakin tajam lagi, mengalah kan bau aroma belerang dari kawah.

"Mobil saya tampaknya gak kuat untuk menuju kawah, jalannya sangat sempit dan tanjakannya sangat terjal. Terpaksa saya belok lagi dan saya parkir di area parkir," ujar Anton Wijaya, wisatawan yang berkendaraan leter B ini.

Sam dengan Anton Wiijaya, sejumlah wisatawan lain pun banyak yang melakukan hal serupa, dan untuk melanjutkan perjalanan menuju kawah, terpaksa menggunakan jasa angkutan untang-anting yang telah disediakan pengelola, dengan tarif borongan Rp100 ribu pulang pergi dari area parkir bawah hingga ke kawah.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009