Pelemahan yang wajar seiring dengan turunnya indeks saham global dan aksi ambil untung investor karena indeks "rally" cukup kuat sekitar dua pekan terakhir.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore kembali turun ke bawah level psikologis 5.000 dipicu aksi ambil untung.

IHSG ditutup melemah 114,37 poin atau 2,27 persen ke posisi 4.920,68. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 23,69 poin atau 3,03 persen menjadi 758,95.

"Pelemahan yang wajar seiring dengan turunnya indeks saham global dan aksi ambil untung investor karena indeks "rally" cukup kuat sekitar dua pekan terakhir," kata analis Foster Asset Management Riki Adi Saputra di Jakarta, Rabu.

Baca juga: IHSG berpotensi terkoreksi terbawa pelemahan bursa global

Selain itu, lanjut Riki, penambahan kasus positif harian COVID-19 di Tanah Air yang mencetak rekor tertinggi pada Selasa (9/6) lalu, juga menambah sentimen negatif di pasar saham.

Dibuka melemah, IHSG tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Secara sektoral, seluruh sektor terkoreksi dimana sektor pertanian turun paling dalam yaitu minus 3,51 persen, diikuti sektor properti dan sektor industri dasar masing-masing minus 3,32 persen dan minus 2,92 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp515,46 miliar.

Baca juga: IHSG Rabu dibuka melemah 13,22 poin

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 819.523 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 10 miliar lembar saham senilai Rp10,98 triliun. Sebanyak 112 saham naik, 343 saham menurun, dan 126 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 33,92 poin atau 0,15 persen ke 23.124,95, indeks Hang Seng turun 7,49 poin atau 0,03 persen menjadi 25.049,73, dan indeks Straits Times menguat 6,85 poin atau 0,25 persen ke 2.801,02.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020