New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak melompat pada Selasa waktu setempat, jelang pembicaraan OPEC didukung permintaan emas yang menggebu, melemahnya dolar AS dan kepercayaan bahwa ekonomi global akan pulih dari penurunan tajam.

Komentar oleh tokoh minyak Arab Saudi bahwa pasar minyak mentah "sangat stabil dan sehat "juga terlihat memberikan dukungan untuk harga, mereka menambahkan.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Oktober, melompat 3,08 dolar AS menjadi 71,01 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Oktober naik 2,89 dolar AS menjadi 69,42 dolar AS.

"Pelemahan dolar menyebarkan gagasan bahwa minyak bisa menjadi sebuah lindung nilai (hedge) terhadap dolar (dan) kita sedang berbicara tentang kinerja ekonomi yang lebih kuat sekarang dan minyak adalah salah satu dari komoditas yang mendapat manfaat dari itu," kata Bart Melek dari BMO Capital Markets.

"Dolar jelas faktor besar," kata Melek.

Melemahnya dolar membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang kuat.

Phil Flynn, analis di PFG Best, mengaitkan rally minyak terhadap melonjaknya harga emas, yang naik ke 18 bulan tertinggi di atas 1.000 dolar per ons, dan mengkhawatirkan tentang inflasi.

"Emas hitam meningkat, didorong oleh yang lebih tradisional emas kuning," katanya. "Kuning matang tidak begitu matang karena gerakannya meningkatkan bendera peringatan inflasi dan menyeret ke atas minyak dan komoditas lainnya juga."

Nimit Khamar, analis dari Sucden Financial Research mengatakan, harga naik di tengah meningkatnya harapan bahwa pertemuan OPEC Rabu akan melihat lebih banyak penekanan pada pengetatan sesuai dengan kuota saat ini.

Anggota terkemuka OPEC Arab Saudi memberikan pandangan optimis pasar minyak pada Selasa, karena para menteri berkumpul di Wina mencari untuk mempertahankan aliran minyak mentah tetap di tengah pembicaraan hati-hati tentang pemulihan ekonomi.

"Pasar sangat stabil dan sehat," Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan setibanya di ibukota Austria untuk rapat

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Rabu.

Dia mengulangi pandangan dari beberapa rekan-rekan menteri OPEC, mengurangi lebih lanjut kuota produksi minyak tidak mungkin dan mengatakan pertemuan akan fokus pada menegakkan kepatuhan terhadap pengurangan yang ada "sebaik mungkin."

Naimi mengatakan kepada wartawan: "Pasar berada dalam bentuk sangat bagus: sangat baik yang disediakan," menambahkan bahwa harga saat ini" adalah baik untuk semua orang, konsumen (dan) produser."

Sementara itu, menteri minyak baru anggota penting OPEC, Iran mengatakan pasar "menjadi lebih baik" dan tidak ada perlunya untuk memangkas produksi minyak mentah kartel.

"Saya pikir bahwa situasi saat ini (pasar minyak) semakin membaik daripada sebelumnya," kata menteri, Masoud Mirkazemi, kepada wartawan ketika ia tiba di Wina.

Anggota OPEC, yang memompa 40 persen minyak dunia, setuju pada akhir 2008 untuk menghapus sebesar 4,2 juta barel per hari dari produksi di pasar, karena berusaha menopang harga yang jatuh.

Sebuah penurunan kejam ekonomi global telah melemahkan permintaan energi, menyeret harga minyak mentah dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli 2008 menjadi 32,40 dolar AS pada Desember. Mereka telah pulih menjadi mengapung di sekitar 70 dolar AS karena perekonomian pulih.

"Dengan naiknya pertumbuhan di hampir setiap negara, memperkuat proses atau umpan balik positif `sedang berkembang," analis dari Bank of America-Merrill Lynch mengatakan dalam sebuah laporannya.

"Pertumbuhan di negara masing-masing merangsang pertumbuhan global, melalui perdagangan dan keyakinan saluran. Hal ini menambah keyakinan kita dalam pemulihan keberlanjutan." (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009