Garut (ANTARA News) - Beberapa pengungsi korban gempa bumi di kabupaten Garut, mulai mengalami demam.Camat Pameungpeuk Jujun Juhana, S.Sos melaporkan, Sabtu, terdapat lebih dari dua ribu pengungsi di lima lokasi dan ada beberapa Balita, anak-anak maupun orang tua terserang demam akibat kurang tidur.

"Ada kekurangan tenda sehingga banyak yang terpaksa berbaring sepanjang malam di lapangan terbuka," katanya.

Menurut Jujun, di kecamatan yang berjarak 95 km arah selatan dari pusat kota Garut itu masih kekurangan enam tenda.

Jujun juga mengharapkan segera ada bantuan satu tenda untuk dapur umum.

Sementara itu, Camat Cisompet E. Haerudin, mengemukakan pihaknya memerlukan 150 tenda plastik biru karena kiriman tenda peleton masih belum mencukupi. Banyak pengungsi tidur di alam terbuka padahal sore hari hujan lebat.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Garut Hj. Elka Nurhakimah saat ditemui di Posko Garut mengemukakan, pihaknya sedang memasok sejumlah tenda ke lokasi tersebut sekaligus ke kecamatan Peundeuy.

Sementara itu secara terpisah Kepala Dinas Kesehatan Garut dr Hendy Budiman menyatakan, pihaknya telah berupaya mengantisipasi terjangkitnya insfeksi saluran pernapasan akut (ISPA) serta diare di seluruh lokasi pengungsian dengan menurunkan team medis beserta obat-obatan.

Mereka disiagakan secara statis dan mobil, bahkan disiapkan upaya rujukan ke Puskesmas dengan tempat perawatan maupun ke RSU kabupaten, katanya.

Upaya penanganan kesehatan tersebut, dilakukan secara menyeluruh termasuk pendampingan advokasi klinis terhadap kemungkinan terjadinya gangguan psikologis para pengungsi.

Kepala RSU dr Slamet Garut dr Widjayanti Utoyo mengatakan, hingga kini masih terdapat empat pasien rawat jalan dari 16 pasien yang dilakukan rujukan akibat gempa bumi.

Gempa di Garut mengakibatkan 2.925 rumah hancur, 6.760 rusak berat, 3.697 rusak sedang serta 13.966 rumah rusak ringan.Pengungsi di Kabupaten Garut tecatat sedikit-dikitnya 43.775 orang.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009