Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR, Yusron Ihza Mahendra berpendapat, media massa masih tidak imbang dalam memberitakan beberapa kasus yang menimpa sejumlah warga negara Indonesia misalnya antara kasus David Hartanto Widjaya dan Manohara.

"Media kurang berimbang dalam meliput kasus David dibandingkan dengan liputan tentang Manohara," kata Yusron dalam diskusi "Jaminan Keselamatan Bagi Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri" di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, bila kasus kematian tidak wajar yang dialami David tidak mendapat liputan luas maka peristiwa tersebut akan tenggelam dan tidak akan terdengar lagi.

Yusron juga menuturkan, pihaknya sebagai anggota DPR tentu saja hanya bisa berperan sejauh yang dirinya bisa dalam batas-batas yang termaktub sebagai anggota legislatif dari Indonesia.

Namun, lanjutnya, yang seharusnya berperan lebih aktif adalah pihak eksekutif yang memiliki peran sebagai eksekutor dari berbagai kebijakan negara.

Sementara itu, Ketua Tim Verifikasi Kasus David, Iwan Piliang, mengatakan, kasus David juga menyangkut permasalahan peradaban.

Menurut Iwan, bila kasus David dibiarkan maka akan tersebar luas citra negatif yang menyesatkan bahwa warga negara Indonesia seakan-akan kerap berlaku brutal di luar negeri.

Ia juga berpendapat, kasus David sama layaknya untuk diberitakan seperti halnya isu pengakuan atau pengambilalihan sejumlah budaya Indonesia seperti Tari Pendet oleh Malaysia.

Sebelumnya, Pengadilan Koroner Singapura pada 29 Juli 2009 memutuskan bahwa David melakukan bunuh diri sehingga kasus tersebut tidak bisa dibawa ke pengadilan kriminal.

Selain itu, submission atau materi keberatan dan tanggapan hukum yang diajukan pihak keluarga David dibantah oleh jaksa negara jiran tersebut.

Pihak keluarga dan berbagai pihak meyakini David meninggal karena telah dibunuh dan bukan karena bunuh diri sebagaimana yang dikatakan sejumlah pihak di Singapura.

David Hartanto Widjaya meninggal secara tidak wajar di dalam kampusnya di Singapura pada tanggal 2 Maret 2009. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009