Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal membenarkan, Muhammad Syahrir, yang diumumkan polisi sebagai anggota jaringan terorisme dan ditetapkan sebagai tersangka pernah bekerja di makapai penerbangan Garuda Indonesia.

"Orang yang diduga teroris dan diumumkan polisi tersebut sebelumnya memang pernah bekerja di Garuda Indonesia sebagai teknisi, tapi sudah berhenti sejak setahun lalu," kata Jusman Syafii Djamal di gedung DPR Senayan Jakarta, Selasa.

Dari pengalaman tersebut, menurut dia, pemerintah meningkatkan sistem keamanan bandara di berbagai kota di Indonesia untuk mengantisipasi kemungkinan menyusupnya anggota jaringan teroris.

Peningkatan sistem keamanan tersebut, katanya, dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan yang lebih ketat, tidak hanya terhadap pengunjung dan calon penumpang pesawat terbang, juga teknisi dan kru pesawat, termasuk di lokasi kargo.

"Polri bekerja sama dengan administratur bandara dalam peningkatan sistem keamanan," katanya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Sukarna mengumumkan, Polri masih mencari empat anggota jaringan teroris yang telah ditetapkan sebagai tersangka di antaranya Muhammad Syahrir dan Syaifuddin Zuhri.

Keduanya adalah kakak beradik yang diduga terlibat dalam kasus peledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, Juli lalu.

Muhammad Syahrir pernah bekerja sebagai teknisi di Garuda Indonesia dan sebuah maskapai penerbangan asing di Jakarta, setelah lulus dari STM Penerbangan di Kebayoran Baru, Jakarta, pada 1988.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009