Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum meminta publik tak perlu merespons serius pernyataan salah satu fungsionaris partainya, Ahmad Mubarok, karena hal itu hanya kelakar semata.

"Yang pasti, koalisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono itu dibangun atas dasar kesamaan platform dan agenda kerja pemerintahan," katanya di Jakarta, Jumat, memperjelas tanggapannya atas pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok tersebut.

Bagi Partai Demokrat, lanjut Anas Urbaningrum, koalisi itu berbasis pada visi, misi dan agenda aksi yang akan dikerjakan lima tahun yang akan datang.

"Jadi, amat serius, jelas, terang, serta berangkat dari semangat kerjasama dan saling percaya. Kami yakin semuanya (anggota koalisi) solid dan akan berjalan pada rel prinsip-prinsip pemerintahan presidensial," ujarnya.

Sementara itu, menanggapi pernyataan Mubarok lainnya tentang komunikasi dengan PDI Perjuangan, yang bisa saja membuat anggota koalisi lain bertanya-tanya, Anas Urbaningrum mengatakan, PD memang ingin bersahabat dengan partai mana pun.

"Komunikasi dengan PDI Perjuangan adalah hal yang wajar dan lumrah, karena PD memang merasa bersahabat dengan partai mana pun juga," katanya.

Meski pun begitu, menurutnya, komunikasi itu (dengan PDI Perjuangan) sampai sekarang belum menghasilkan kesimpulan.

"Tetapi semangatnya sejalan dengan pemikiran SBY tentang rekonsiliasi pasca kompetisi. Sebab SBY menegaskan, ada saatnya kompetisi, ada waktunya bersatu. Ujungnya adalah dalam konteks kepentingan membangun kebersamaan bagi Indonesia ke depan," ujarnya.

Ia menunjuk pada pidato penerimaan SBY atas hasil Pemilu dan Pilpres 2009 sangat menghormati pasangan Megawati-Prabowo dan JK-Wiranto.

"SBY juga menerima silaturrahmi Prabowo. Semuanya adalah keharusan moral untuk menata energi kebersamaan," katanya.

Kembali ke soal koalisi, Anas Urbaningrum menjamin, PD tidak ada agenda menekan partai-partai (anggota koalisi).

"Partai-partai koalisi itu kami yakini juga tidak akan menekan SBY dan PD. Kami membangun kekompakan dengan niat yang baik dan ketulusan," tegasnya.

Karena itu, Anas Urbaningrum sekali lagi meminta untuk tidak perlu merespons serius pernyataan Mubarok, karena biasanya dimaksudkan beliau buat kelakar-kelakar saja.

Sebelumnya, Rabu (26/8), dalam diskusi "Kontrak Politik Versus Hak Prerogatif Presiden" di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jakarta, Wakil Ketua Partai Demokrat, Prof Dr Achmad Mubarok memperkirakan kabinet SBY itu akan diisi sekitar 30-35 persen orang-orang partai politik, sedangkan sisanya diisi orang-orang profesional.

Menyinggung soal langkah Partai Demokrat mendekati PDIP dengan mengusung Taufiq Kiemas sebagai calon Ketua MPR RI, Mubarok menilai hal itu hanya "permainan" politik belaka.

"Ini adalah `permainan` politik yang belum tahu ujungnya. Untuk menekan mitra koalisi agar seolah-olah kita dekat dengan PDIP supaya yang lain `nggak berani macam-macam," ungkapnya.

Saat ditanya siapa anggota koalisi yang dimaksud, Mubarok tak mau menyebutkan. "Nggak usah saya sebut juga sudah tahu sendirilah. Yang banyak tuntutan akhirnya sekarang sudah terserah Pak SBY saja," katanya. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009