Bekasi (ANTARA News) - Ratusan penghuni Yayasan Galuh, Panti Rehabilitasi Cacat Mental, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengikuti rangkaian acara lomba untuk merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia 2009, Senin.

Wakil Kepala Perawat Yayasan Galuh, Suharyono, kepada ANTARA, di Bekasi, Senin, mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 120 pasien panti yang telah memasuki tahap kejiwaan yang relatif stabil.

"Mereka mengikuti lomba panjat pinang, balap karung, dan menangkap bebek. Lomba yang sangat ramai dan kocak itu dimulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB," katanya.

Pada sesi lomba balap karung, tawa dan riuh tepuk tangan ratusan penonton memeriahkan acara tersebut, karena tidak sedikit peserta yang melanggar aturan bermain.

Mulai dari berlari dengan menanggalkan karung, melompat keluar jalur lintasan ke arah pintu gerbang keluar yayasan, bahkan ada yang justru bercanda dengan sesama rekan panti tanpa menghiraukan lawan.

Menenjelang siang, kegiatan lomba dilanjutkan dengan panjat pohon pinang yang diikuti sekitar sembilan tim. Hadiah yang diperebutkan pun cukup bernilai, mulai dari radio, alat strika, bantal dan guling, hingga sembako.

"Namun sayang, tidak ada seorang peserta pun yang berhasil mendapat hadiah. Akhirnya hadiah sembako kami bagi-bagikan secara rata ke semua penghuni panti, sementara sisanya kami gunakan untuk keperluan harian," kata Yono.

Menjelang sore hari, acara dilanjutkan dengan menangkap bebek yang mengundang tawa penonton ketika para peserta bersusah payah menangkap seekor bebek di empang kecil hingga sekujur tubuhya basah kuyup. Dalam pertandingan ini panitia memberikan batas waktu selama 10 menit kepada peserta untuk menangkap bebek incarannya.

"Pemenangnya diberi hadiah berupa bebek tangkapannya," kata Yono.

Sebelumnya, sebanyak 120 penghuni Yayasan Galuh, yang sebagian besar adalah pasien panti, berbaris di halaman yayasan di Jalan Bambu Kuning, RT03 RW 02, Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi untuk mengikuti upacara peringatan detik-detik proklamasi.

Pembina upacara dan pembaca acara dilakukan oleh pengurus panti. Sementara semua perangkat pelaksana upacara bendera tersebut adalah para pasien panti.

Pemimpin upacara, Andri (40), adalah pasien yang mengaku dirawat karena stres berat akibat menjadi pelaku pembunuhan. Pembaca naskah Proklamasi dan Pancasila, Slamet dan Eri Murson, adalah pasien yang masih menjalani perawatan karena mengalami gangguan jiwa.

Seluruh peserta upacara berpakaian seragam putih-putih, sementara lainnya berpakaian bebas. Ketika upacara berlangsung, beberapa peserta masih bermain-main dengan rekannya sesama pasien panti.

Namun, saat Indonesia Raya dinyanyikan untuk mengiringi pengibaran bendera, semua peserta serempak bernyanyi. Bahkan sebanyak delapan pasien menangis setelah mendengarkan lagu kebangsaan RI yang mengingatkannya kepada masa bersekolah dulu.

"Saya ingat dulu pernah sekolah bareng teman-teman di Padang dan ikut upacara di lapangan. Tetapi sekarang mereka sudah tidak ada," kata Fariz pasien panti.

Jumlah pasien Yayasan Galuh mencapai 267 orang. Laki-laki 177 orang sementara sisanya perempuan. Latar belakang pasien yang dirawat di Yayasan Galuh beragam. Ada yang terganggu jiwanya akibat pengaruh ilmu kebatinan atau kecanduan narkotika.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009