Nazran, Rusia (ANTARA News/AFP) - Sebuah truk yang membawa bom menabrak pintu gerbang kompleks polisi di Rusia selatan selatan dan meledak dalam satu serangan yang menewaskan 16 polisi dan mencederai sejumlah orang lagi, kata para pejabat.

Serangan di kota Nazran terjadi ketika para personil polisi sedang berbaris untuk alih tugas giliran pagi, menewaskan dan mencederai para perwira polisi di kompleks itu dan penduduk lokal di rumah yang terletak di dekat kantor tersebut, kata para pejabat.

Serangan itu terjadi empat hari setelah Kremlin mengatakan pemimpin Ingushetia telah bertugas kembali walaupun masih dalam tahap penyembuhan akibat luka yang dideritanya dalam satu serangan bom Juni lalu, dan mempertegas kekhawatiran yang kian meningkat atas kestabilan di wilayah itu.

Komite Pemeriksaan dari kantor Kejaksaan Negara yang berpusat di Moskow mengatakan 16 orang tewas dan 58 orang lagi cedera dan dibawa ke rumah sakit akibat serangan yang terjadi di ibu kota Ingushetia, Nazran.

Seorang juru bicara Presiden Yunus Bek Yevkurov, Kaloi Akhilgov, mengemukakan kepada AFP bahwa korban cedera itu meliputi anak-anak.

Lima-puluh orang dari mereka yang cedera telah dibawa ke rumah sakit, katanya. Semua yang tewas adalah personil polisi, sementara banyak korban cedera adalah warga yang tinggal di gedung di dekat kantor polisi itu, kata Akhilgov.

Para penyelidik mengatakan serangan itu terjadi ketika sebuah truk buatan Rusia, Gazelle, menghantam pintu gerbang keamanan di kantor pusat kepolisian Nazran dan memasuki halaman gedung itu.

"Satu ledakan keras terjadi setelah itu," kata Komite Penyelidik dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan serangan itu agaknya menimbulkan "kehancuran berat" pada gedung itu sendiri.

Para pejabat lokal mengatakan truk itu meledak di dekat depot senjata polisi, yang menyebabkan amunisi meledak yang menghantam daerah itu setelah ledakan awal.

Serangan oleh anggota kelompok garis keras terhadap personil penegak hukum Rusia terjadi hampir setiap hari di Ingushetia, tetapi Akhilgov mengatakan serangan Senin itu tidak biasa terjadi.

"Kami tidak pernah menghadapi serangan seperti itu untuk waktu lama," katanya. Ia menambahkan, "darah tidak cukup" untuk mengobati yang cedera.

Yevkurov, yang hampir tewas dalam satu usaha untuk membunuh dia 22 Juni, menuduh kelompok garis keras Islam melancarkan serangan itu.

"Kelompok itu melakukan serangan ini dengan tujuan untuk mengacaukan situasi di republik ini," kata Yevkurov dalam pernyataan yang disampaikan jurubicaranya.

Ingushetia adalah salah satu dari tujuh wilayah administratif yang dikenal dengan nama "republik-republik" yang merupakan wilayah Kaukasus Utara di Rusia selatan, dan wilayah Rusia yang paling lama tidak stabil.

Rabu lalu, Menteri Pembangunan Republik itu, Ruslan Amerkhanov, ditembak mati dalam satu serangan di dalam kantornya sendiri.

banyak serangan dalam waktu belakangan ini menambah kekhawatiran situasi di Ingushetia, yang bertetangga dengan Chechnya tidak dapat dikendalikan oleh pihak berwenang federal.

Moskow lama berusaha untuk memberlakukan kekuasaan Kremlin di wilayah Kaukasus utara itu, yang merupakan lokasi dua perang berskala penuh di Chechnya dan ratusan atau ribuan serangan terjadi sejak ambruknya Uni Sovyet.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009