Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki modal politik yang lebih besar dalam pemerintahan mendatang sehingga akan bisa banyak melakukan dobrakan kebijakan dan keputusan.

"Presiden akan lebih banyak mendobrak dan bertindak, karena dia punya modal 60 persen (suara yang diraih dalam pilpres). Beliau akan memanfaatkan mandat itu sebagai kapital politiknya untuk periode 2009 - 2014," kata Dino dalam acara bedah buku "Energi Positif, Opini 100 Tokoh mengenai Indonesia di Era SBY" di Kantor Perum LKBNAntara Jakarta, Jumat.

Dino mengakui dalam periode pemerintahan 2004 - 2009 ini, kiprah SBY sebagai presiden memang banyak mengalami hambatan politik karena Partai Demokrat sebagai pengusung SBY hanya memiliki 6 persen suara dalam pemilu legislatif 2004, sehingga banyak hal yang perlu kompromi.

"Saat ini peta politik berubah, Partai Demokrat menjadi yang terbesar dengan 20 persen suara pemilih, sehingga pola pikir ada di SBY. Lima tahun ke depan akan berbeda. SBY akan tampil dengan energi dan semangat yang berbeda," katanya.

Setelah tidak adanya beban modal politik, menurut Dino, dalam lima tahun mendatang SBY hanya akan berpikiran untuk bekerja lebih baik lagi bagi kepentingan negara dan rakyat sampai tahun 2014. "Utang pak SBY hanya pada sejarah, bagaimana dia bisa menyumbangkan yang terbaik bagi bangsa dan negara," katanya.

Dijelaskan Dino, kualitas SBY sebagai pemimpin negara terlihat jelas saat mampu menjaga standar performa kabinet dalam lima tahun ini sehingga pemerintahan tetap berjalan dengan baik di tengah kesibukan menghadapi pemilu pada tahun ini.

Menurut Dino, ada pernyataan penting dalam Pidato Kenegaraan Presiden Jumat pagi ini yang menyatakan bahwa Indonesia sudah tidak punya musuh lagi di dunia internasional dan tidak ada yang menganggap Indonesia sebagai musuhnya.

"Kondisi itu menunjukkan bahwa internasionalisme adalah keunggulan kita yang harus diterus dikembangkan," katanya.

Hadir dalam acara itu Dirut Perum LKBNAntara Ahmad Mukhlis Yusuf dan motivator Jamil Azzaini yang mengupas buku tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009