Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar (Dubes) Malaysia untuk Indonesia Dato` Zainal Abidin Zain menilai sistem keamanan di Indonesia terlalu longgar sehingga pengaruh luar mudah masuk.

Zainal mengemukakan hal itu saat bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi di Jakarta, Kamis, untuk berpamitan sehubungan dengan akan berakhirnya masa tugasnya.

Pada kesempatan itu Zainal didampingi Atase Agama Kedutaan Besar Malaysia Ismail bin Tuan Abdullah. Sedangkan Hasyim didampingi tiga Wakil Sekretaris Jenderal PBNU yakni Iqbal Sullam, Syaiful Bahri Anshori, dan Anas Tahir.

"Pak Dubes menyoroti terlalu longgarnya sistem keamanan di Indonesia. Mestinya sistem keamanan harus lebih diperketat," kata Iqbal Sullam mengutip pernyataan Zainal.

Menurut Iqbal, Zainal mengemukakan hal itu ketika pembicaraan mengarah pada penanganan terorisme serta upaya perburuan gembong teroris yang paling dicari pemerintah Indonesia, Noordin M Top.

Berbeda dengan Indonesia, sistem keamanan Malaysia jauh lebih ketat. Mereka memiliki perangkat hukum yang disebut Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA) yang memungkinkan penahanan seseorang yang dicurigai berbahaya tanpa pengadilan.

Pada kesempatan itu, kata Iqbal, Zainal juga menyoroti kemerdekaan pers di Indonesia yang menurutnya terlampau bebas.

Ia mencontohkan pemberitaan tentang penyergapan teroris di Temanggung, Jawa Tengah, dan di Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

"Pers di Indonesia jauh lebih bebas daripada di Malaysia. Misal, `ekspose` (pemberitaan) tentang penangkapan teroris yang terlalu berlebihan. Hal seperti itu bisa saja sampai

membocorkan rahasia negara," kata Zainal sebagaimana dikutip Iqbal.

Namun demikian, Dubes mengatakan pemerintahnya akan selalu bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memberantas terorisme, termasuk memburu Noordin M Top beserta pengikutnya.

Menurutnya, terorisme tidak hanya mengancam dan mengganggu keamanan Indonesia, melainkan juga Malaysia.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009