Jakarta (ANTARA) - Produsen kendaraan niaga berat, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) mengakui bahwa 95 persen konsumen mereka bergantung kepada perusahaan pembiayaan (leasing) untuk membeli kendaraan.

Chief Operating Officer (COO) PT HMSI, Santiko Wardoyo mengungkapkan, pengetatan perusahaan pembiayaan selama COVID-19 untuk meminimalisir kredit macet, tentunya berdampak pada bisnis kendaraan di sektor komersial.

"Truk ini 95 persen menggunakan kredit, ada yang melalui leasing, ada juga pakai bank. Hanya lima persen yang cash, itu juga perusahaan yang besar sekali. Dengan adanya pengetatan dari leasing ini sangat berat dampaknya buat kita," ungkap Santiko Wardoyo pada saat acara Ngobrol Virtual bersama Forum Wartawan Otomotif, Rabu (20/5).

Baca juga: Pura Trans kelebihan permintaan saham usai IPO

Baca juga: Strategi UD Trucks layani pebisnis selama COVID-19


Pada masa pandemik seperti saat ini, kebanyakan leasing mengetatkan pengajuan pembayaran kendaraan, serta menaikan uang muka.

"Saat ini kan, leasing juga memberikan pengetatan untuk konsumen baru, dan sekarang mereka hanya menerima dengan DP 30-40 persen. Itu membuat kondisi yang lebih buruk lagi," kata dia.

Ia berharap ada keringanan untuk segmen kendaraan komersial karena ikut menggerakkan perekonomian nasional.

"Kami bicara tentang mobil komersial, ada kaitannya dengan ekonomi. Jadi, ini bukan bicara masalah emosional buying tapi betul-betul rasional buying jadi ekonomi yang sangat berperan penting. Jadi, dengan ekonomi yang turun ini dampaknya bagi truk itu cukup besar," ucap dia.

PT HMSI juga merasakan dampak dari COVID-19 dengan penurunan penjualan 40 persen.

"Yang jelas kebutuhan akan berukarang, market kira-kira turun sekitar 40 persen. Dengan market turun ini akibatnya konsumen kami juga terganjal dengan perputaran uangnya," tutur dia.

Baca juga: Hino perpanjang masa garansi sampai enam bulan

Baca juga: Kiat berkendara bagi supir yang harus kerja selama COVID-19

Baca juga: Pabrik Hino Indonesia hentikan sementara produksi
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020