Batam (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla menyatakan kecewa karena baru sembilan persen buruh di Batam yang bisa tinggal di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) dari target 50 persen dalam 3 - 4 tahun ke depan.

"Saya kecewa karena baru mencapai sembilan persen," kata Jusuf Kalla di Bandara Hang Nadim, Batam, Jumat usai mengunjungi rusunawa Sekupang I dan Muka Kuning.

Target 50 persen buruh di Batam bisa tinggal di rusun, lanjut Wapres, artinya harus dibangun 400 rusun, sedangkan sisanya 50 persen lagi dibangun bagi masyarakat setempat.

Menurut dia, rusunawa bertujuan membuat para pekerja di Batam merasa enak dan nyaman berhubung mereka bukan penduduk Batam dan berstatus pendatang sehingga cocok untuk tinggal di rusunawa.

Wapres mengatakan, rusunawa harus segera dibangun karena kalau rakyat tidak punya rumah akan muncul bangunan-bangunan liar yang tidak sehat dan membuat wajah kota menjadi jelek dan kumuh.

"Rumah liar juga kan disewa sama dengan ongkos rusunawa sekitar Rp100 ribu perorang perbulan, jadi lebih baik rakyat menikmati rumah seperti ini," katanya.

Ia menegaskan, Jamsostek harus bekerja keras untuk mempercepat pembangunan rusunawa ini, demikian pula Wali Kota Batam harus mampu menjamin hal itu, juga Departemen Pekerjaan Umum yang mengalokasikan anggaran dari APBN.

Sementara itu Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengatakan, Batam menargetkan 756 twin tower rumah susun, namun baru 48 tower yang dibangun dari target 100 twin tower pada 2014.

Dari 48 twin tower, ujarnya, ada 36 twin tower yang sudah dihuni dan delapan twin tower lagi sudah selesai dibangun yakni empat di Muka Kuning dan empat di Sekupang, sedangkan empat lagi sudah hampir selesai.

Setiap twin tower terdiri atas 99 unit rumah sewa. Harga sewa setiap unit bervariasi yakni Rp240 ribu perbulan untuk lantai satu dan Rp195 ribu perbulan untuk lantai lima. Harga sewa ini dibayar oleh perusahaan untuk para pekerjanya.

Pertumbuhan penduduk Batam saat ini sangat, dari 600 ribu pada 2006 kini sudah 928 ribu, kebanyakan karena migrasi dari berbagai daerah lain sehingga kebutuhan akan rumah sewa sangat tinggi. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009