Jakarta (ANTARA News) - Ribuan orang, baik itu warga sekitar maupun seniman, tokoh masyarakat, tokoh pemerintah memadati halaman Bengkel Teater Rendra, untuk menyaksikan dari dekat prosesi pemakaman penyair yang dijuluki "Si Burung Merak" tersebut.

Sejak pagi hari hingga sore, warga terus memadati halaman Bengkel Teater Rendra di Jalan Cipayung, Citayam, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat, untuk memberikan penghormatan terakhir.

Tokoh pemerintah yang terlihat hadir diantaranya Cawapres terpilih Boediono, Menkominfo Muhammad Nuh, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, Menbudpar Jero Wacik, Wakil Wali Kota Depok Yuyun Wirasaputra, Rektor Universitas Paramadina, Anis Baswedan, Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail.

Tokoh masyarakat misalnya pakar hukum Adnan Buyung Nasution, Todung Mulya Lubis, politisi Sri Bintang Pamungkas, Didik J Rachbini, tokoh pendidik Arief Rahman, wartawan Senior Rosihan Anwar, dan Dirut LPP RRI Parni Hadi.

Sejumlah budayawan dan seniman turut hadir seperti penyair Hamzad Rangkuti, penyair Sitor Situmorang, Emha "Cak Nun" Ainun Najib, Putu Wijaya, Mudji Sutrisno, pelawak Tarzan, pelawak Ginanjar, Virgiawan Listianto atau Iwan Fals, Jockie Suryoprajogo, Sawung Jabo, Deddy Mizwar, Ayu Azhari, Oppie Andaresta, Deddy Soetomo, Radhar Panca Dahana, Slamet Rahardjo Djarot, Eros Djarot, Ratna Sarumpaet, Butet Kartaredjasa dan Jamie Aditya.

Seniman Putu Wijaya mengenang WS Rendra sebagai seorang seniman yang mampu melihat sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda.

Ketika ditanya momen apa yang paling diingat dari si Burung Merak, Putu mengatakan sulit untuk mengenang momen bersamanya karena selama pergaulannya merupakan momen-momen yang indah.

Slamet Rahardjo Djarot mengenang WS Rendra sebagai seorang seniman yang tidak mabuk hanya oleh keindahan, tetapi berusaha menampilkan kesenian yang berhubungan dengan kehidupan.

Slamet selalu ingat si Burung Merak itu merupakan seorang yang menyayangi orang lain dengan bentuk memberi peringatan kepada orang tersebut bila melakukan kesalahan.

Sementara itu, Ratna Sarumpaet mengaku dirinya merupakan murid WS Rendra yang paling bandel dan hanya mampu bertahan 10 bulan belajar di Bengkel Teater pada tahun 1969.

Ratna mengenang pembicaraan serius terakhir dengan almarhum yang membicarakan kegelisahan tentang bagaimana kebudayaan bisa menjadi tonggak pembangunan

Bagi Butet Kartaredjasa, Om Willy, begitu dia memanggil almarhum WS Rendra, merupakan seniman yang berperan besar dalam membesarkan teater di Indonesia.

"Dia orang yang teguh memegang prinsip. Seseorang yang gandrung dengan manusia dan kemanusiaan," kata seniman asal Yogyakarta itu.

Butet mengakui pilihan hidupnya pada teater terinspirasi oleh WS Rendra ketika latihan dan pentas teaternya.

Sedangkan mantan VJ MTV, Jamie Aditya mengenang WS Rendra sebagai seorang yang sangat ekspresif dengan kondisi hatinya saat itu.

"Bila dia lagi bahagia akan terlihat, bila sedang marah maka dia akan marah-marah," kata cucu Achdiat Kartamihardja itu.

Selain suka begadang, Jamie mengenang suami Ken Zuraida itu sebagai orang yang pemberani mengungkapkan kebenaran pada masa orde baru.(*)

Pewarta: Nur Rochmani Fajar dan Feru La
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009