alat ini dapat menekan angka penularan pasien terhadap para tenaga kesehatan
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya mendapat bantuan tiga alat canggih hasil karya Institut Teknologi Telkom Surabaya untuk penanganan COVID-19 yakni robot service (Rose), bilik sterilisasi alat pelindung diri (APD) dan crane pemulasaran jenazah otomatis.

"Kami berharap alat ini dapat menekan angka penularan pasien terhadap para tenaga kesehatan di rumah sakit," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menerima bantuan dari Institut Teknologi Telkom di Balai Kota Surabaya, Rabu.

Wali Kota Risma mengatakan ketiga alat tersebut sangat membantu para tenaga kesehatan, salah satunya adalah alat bilik sterilisasi APD. Menurut dia, secara teori dokter maupun perawat tidak akan terpapar karena sudah menggunakan APD lengkap.

"Namun mengapa masih bisa tertular? Saya pikir saat melepasnya itu dia harus steril dahulu. Sehingga virusnya sudah mati sebelum kita melepas APD tersebut," kata Risma.

Baca juga: ITS-Unair kolaborasi ciptakan robot sterilisasi ruangan COVID-19
Baca juga: Layani pasien COVID-19, ITS-Unair kolaborasi luncurkan robot "RAISA"


Risma menjelaskan nantinya alat itu akan diletakkan di RSUD dr. Sowandhie agar dapat membantu para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan penanganan COVID-19. Selain itu, alat itu juga diharapkan dapat menekan angka penularan pasien terhadap para tenaga kesehatan.

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga menyatakan sudah pernah berkoordinasi dengan jajarannya untuk membuat alat canggih yang dapat memudahkan pekerjaan medis seperti alat pengangkat jenazah otomatis.

"Mudah-mudahan alat ini bisa membantu nakes lagi. Lebih aman dan bisa membantu saudara-saudara kita. Nanti mungkin DKRTH akan memuat peti ini supaya dapat membantu percepatan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, ia juga memberikan motivasi kepada para mahasiswa Institut Teknologi Telkom Surabaya agar terus berkarya dan tidak mudah puas dengan pencapaian yang diraih. Tidak hanya itu, Risma menegaskan karya-karya pemuda inilah yang yang akan meneruskan kehidupan Indonesia.

"Indonesia tidak butuh kalian dari mana. Tapi negara ini butuh karya kalian agar kehidupan lebih baik. Kalau kalian tidak berkarya di situlah tidak akan ada kehidupan," katanya.

Baca juga: ITS ciptakan Robot Ventilator bantu penanganan COVID-19
Baca juga: Unair dan ITS kolaborasi kembangkan robot pelayan bagi pasien COVID-19


Sementara itu, Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arif Sarjono mengaku memberikan ketiga alat ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Pertama alat Rose yakni berupa robot yang dapat bergerak sendiri sesuai dengan perintah operator untuk membantu peletakkan barang-barang logistik, seperti makanan, baju maupun obat-obatan. Alat ini sebelumnya sudah pernah dipresentasikan kepada Wali Kota Risma namun ada sedikit revisi dan disempurnakan kembali.

"Kedua, bilik sterilisasi APD yang lebih canggih dari pada sebelumnya. Sebab selain kedap (ada karet-karet di bagian pintu), cairan yang sudah keluar dapat diserap oleh vakum yang menyedot sehingga aliran airnya sudah masuk ke vakum. Jadi tidak bingung airnya terbuang kemana," katanya.

Baca juga: Surabaya terima 15 ribu APD dan 2 ribu PCR dari Kemenkes
Baca juga: Pasar Kupang Gunung Surabaya ditutup akibat COVID-19


Berikutnya teknologi baru itu bernama crane pemulasaran jenazah otomatis. Arif menyebut, alat canggih itu dapat mengantarkan jenazah ke liang lahat tanpa ada kontak fisik secara langsung dengan petugas.

Alat tersebut terdiri dari tiga bagian yakni pertama keranda yang berfungsi membawa peti jenazah dari ruang jenazah ke ambulans dan dari ambulans ke liang lahat yang digerakkan dengan konsol dan dipegang oleh operator.

"Bagian kedua bernama crane. Itu yang terpasang di atas liang lahat. Fungsinya untuk menurunkan peti mati dari keranda menuju liang lahat," katanya.

Untuk membawa peti jenazah ke atas liang lahat, Arif memastikan operator harus mengarahkan keranda mendekati liang lahat. Kemudian, operator beserta tim memasang rel roda keranda membujur di atas liang lahat agar crane dapat melintang di atas liang lahat.

"Lalu operator menaikkan keranda peti jenazah di atas liang lahat dengan menggunakan rel. Setelah diangkat baru keranda dan relnya dipindahkan supaya peti dapat masuk ke dalam liang lahat," ujarnya.

Baca juga: Tiga musisi rock Surabaya ciptakan lagu tentang corona
Baca juga: Pedagang meninggal akibat Corona, pasar Surabaya ini tutup mulai 5 Mei
Baca juga: Warga diminta tak kucilkan keluarga pegawai Sampoerna positif COVID-19


 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020