Bogor (ANTARA News) - Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, kekurangan atau ketidakbenaran yang muncul dalam pelaksanaan Pilpres 2009 bukanlah suatu kecurangan.

"Soal voting irregularities atau hal yang tidak benar seperti kekurangan-kekurangan tidak serta merta kecurangan atau fraud, namun semua tetap harus diselesaikan dengan baik," kata SBY di kediaman pribadinya di Puri Cikeas Bogor, Sabtu.

Menurut dia, sistem dan UU telah memberikan ruang untuk
masing-masing pasangan menyampaikan protes dan aduan tentang pelaksanaan Pilpres.

"Harapan kita itu dapat disalurkan dengan damai, menghormati demokrasi dan rule of law," kata SBY yang didampingi Boediono.

SBY mengatakan, pihaknya juga telah menghimpun berbagai temuan di lapangan yang mengarah pada dugaan votting irregularities atau hal yang tidak benar.

"Sebagian telah kami salurkan pada yang berwajib untuk mendapat
penyelesaian yang adil," katanya.

SBY mencontohkan, pihaknya telah menemukan dugaan adanya selisih suara di tempat-tempat tertentu, namun karena selisihnya tidak terlalu besar masalah itu tidak dilaporkan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Setelah kami analisis, suara yang kami yakini berbeda hanya ratusan suara. Tentu tidak tepat kalau kami salurkan ke MK yang tidak juga akan mengubah keputusan KPU," katanya.

Selain itu, lanjutnya, tim SBY juga telah menemukan sejumlah dugaan kecurangan yang telah diserahkan ke Panwaslu daerah masing.

SBY mengatakan pihaknya juga akan memberikan masukan dan saran kepada KPU menyangkut DPT, serta sosialisasi UU pemilu yang dianggap masih kurang baik.

"Masih besar suara yang tidak sah sehingga perlu penyempurnaan UU Pemilu di waktu yang akan datang," katanya.

SBY menambahkan bahwa jumpa pers kali ini bukan pidato penerimaan atas hasil pilpres, namun hanya menanggapi proses pilpres yang sudah menyelesaikan proses penghitungan akhir.

"Pidato penerimaan seperti itu dirancang nanti setelah urusan di MK selesai. Saya pilih ikuti proses itu sebagai etika politik yang saya anut," katanya.

Hadir dalam jumpa pers itu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Presiden PKS Tifatul Sembiring, Sekjen PAN Zulkifli Hassan, Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo dan Ketua Tim Kampanye Nasional SBY Boediono, Hatta Radjasa.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009