Yogyakarta (ANTARA News) - Calon wakil presiden Boediono yang bersama pasangannya Susilo Bambang Yudhoyono meraih suara terbanyak Pilpres lalu, menyatakan bahwa Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) bisa mengajukan calon menteri untuk duduk dalam kabinet mendatang.

"Kalau Kagama memang memiliki calon kuat, bisa saja calon tersebut diajukan. Tetapi, saya tidak tahu apakah calon itu nanti akan mendapatkan posisi atau tidak," katanya pada seminar di Musyawarah Nasional (Munas) XI Kagama di Graha Sabha Pramana Yogyakarta, Jumat.

Menurut Boediono, mengajukan dukungan adalah hak, namun untuk menentukan siapa yang akan menjadi menteri pada kabinet mendatang, ada di tangan presiden.

Cawapres Boediono berpasangan dengan Capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Pilpres 2009, dan dipastikan memperoleh suara terbanyak serta memenangi pemungutan suara 8 Juli lalu.

Boediono yang saat ini masih tercatat sebagai dosen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM tetap berharap diizinkan mengajar meski telah menjadi wakil presiden.

Menyinggung program menteri dalam kabinet mendatang, ia mengatakan harus berkesinambungan sehingga tidak ada program yang putus di tengah jalan jika terjadi pergantian susunan kabinet.

"Saya setuju dengan pemikiran jangan sampai setiap pergantian menteri selalu diikuti pergantian program atau menyesuaikan selera dari menteri yang terpilih," katanya.

Menurut dia, agar program menteri terus berkesinambungan, pemerintah perlu membuat cetak biru progam setiap departemen, dan program tersebut tidak boleh diganti dengan selera dari masing-masing menteri yang terpilih.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo menyatakan bahwa program dari seorang menteri memang berrisiko tidak dilanjutkan oleh menteri berikutnya.

Oleh karena itu, katanya, ada beberapa kiat yang perlu dilakukan agar program yang telah ditetapkan dapat diteruskan oleh menteri berikutnya.

"Program tersebut harus dipatri dalam undang-undang (UU) atau peraturan pemerintah (PP) sehingga tidak mudah menggantinya," katanya.

Salah satu program dari Depdiknas yang telah memiliki kekuatan hukum di antaranya reformasi guru dan dosen, perpustakaan, dan badan hukum pendidikan (BHP).

Selain itu menteri juga perlu membuat program sepopuler mungkin seperti bantuan operasional sekolah (BOS).

Selain Boediono, beberapa menteri alumni UGM yang juga menjadi pembicara dalam seminar di Munas XI Kagama antara lain Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto yang juga Ketua Umum Kagama serta Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Taufiq Effendi.

Seminar itu dimoderatori oleh Rektor Universitas Paramadina, Anis Baswedan.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009