Jakarta, (ANTARA News) - Tim Penyidik Polri hingga kini belum dapat memastikan identitas tersangka kasus ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan (17/7) termasuk kemungkinan keterlibatan buronan berbagai kasus terorisme Noordin M Top, seorang warga negara Malaysia dalam kasus itu.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Chryshnanda Dwi Laksono di Jakarta, Selasa, mengatakan, tim penyidik masih mengumpulkan sejumlah bukti terkait dengan kedua kasus itu.

Menurut dia, bukt-bukti itu masih diperlukan untuk mendukung proses penyidikan agar dapat menentukan pelaku peledakan bom yang menewaskan sembilan orang dan melukasi ratusan orang itu.

Bahkan, tim identifikasi hingga kini masih terus berada di lokasi kejadian untuk mengumpulkan barang-barang bukti dan mempelajari kejadian yang sebenarnya serta mencocokkan data yang ada dengan kondisi di lapangan.

Sebelumnya, dua ledakan bom menghantam kedua hotel itu pada pukul 07:45 WIB dan 07:47 menit.

Polisi telah menyatakan bahwa ledakan berasal dari bom bunuh diri oleh seseorang yang menyamar sebagai tamu hotel.

Sejumlah stasiun televisi di Indonesia menayangkan secara berulang adanya seseorang membawa tas dan topi yang diduga menjadi eksekutor bom bunuh diri di JW Marriot.

Polisi menduga bahwa eksekutor bom bunuh diri adalah seseorang bernama N namun untuk memastikan masih membutuhkan kepastian dari dokter forensik sebab diduga eksekutor ikut tewas dalam kejadian itu.

Dari berbagai kasus ledakan bom baik di Kedubes Australia (2004), JW Marriot (2003), Bom Bali I (2002) dan Bom Bali II (2005), nama dua warga negara Malaysia yakni Azahari dan Noordin M Top dijadikan tersangka utama dalam kasus itu.

Azahari telah tewas dalam kontak tembak dengan Polri di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005, sedangkan Noordin masih buron.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009