Jakarta (ANTARA News) - Data hasil penghitungan perolehan suara sementara yang dihimpun Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejauh ini baru terkumpul dari sekitar 40 ribu tempat pemungutan suara atau 40 persen dari total sekitar 100 ribu TPS yang mengirimkan data.

Menurut tim teknologi informasi KPU Husni Fahmi, di Jakarta, Rabu malam, dari data tempat pemungutan suara yang telah diterima KPU, 40 ribu diantaranya telah diverifikasi, sementara sisanya, masih dalam proses.

"Baru 40 ribu TPS yang diverifikasi, lainnya sudah masuk tetapi masih diproses," katanya saat memberikan keterangan pada wartawan bersama dengan anggota KPU Abdul Aziz dan Andi Nurpati, di Media Center KPU.

Data dari 40 ribu TPS dengan total suara yang masuk yitu 4.093.744 tersebut, menunjukkan perolehan suara sementara pasangan calon presiden dan wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono adalah 2.485.581 atau 60,72 persen.

Perolehan suara sementara pasangan nomor urut dua ini masih unggul dibandingkan dengan calon lainnya. Pasangan capres-cawapres nomor urut satu yaitu Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto adalah 1.214.486 suara atau 29,67 persen.

Sementara pasangan nomor urut tiga, Jusuf Kalla-Wiranto berhasil meraih 393.677 suara atau 9,62 persen.

Data TPS yang telah diterima KPU tersebut berasal dari 25 provinsi, dimana sejauh ini perolehan suara untuk pasangan capres nomor urut dua mendominasi.

Sedangkan data dari TPS yang berada di provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat masih belum diverifikasi sehingga belum dapat ditayangkan.

Menurut anggota KPU Abdul Aziz, data tersebut masih akan terus bergerak hingga sekitar 100 ribu TPS yang tersebar diseluruh provinsi tuntas mengirimkan data. Ia memperkirakan seluruh data telah terkumpul pada Rabu pukul 00.00 WIB.

Namun, Aziz menegaskan bahwa penghitungan suara sementara KPU yang dihimpun melalui pesan singkat tersebut tidak dapat dijadikan sebagai acuan. Data tersebut, lanjut dia, tidak merepresentasikan apapun.

"Ini hanya upaya kami untuk memberikan tambahan informasi pada masyarakat," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009