Jakarta (ANTARA News) - Penjualan mobil di dalam negeri diproyeksi masih akan mengalami pertumbuhan sebesar tiga persen pada triwulan III dengan rata-rata penjualan sebesar 37 ribu unit per bulan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai rata-rata sekitar 36 ribu unit per bulan, sehingga diperkirakan sampai akhir tahun penjualan akan menembus angka 435 ribu unit.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor, Joko Trisanyoto, di Jakarta, Minggu, mengatakan ada beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan permintaan mobil pada triwulan III yaitu antara lain promosi penjualan dari berbagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang semakin gencar dengan berbagai insentif, berhentinya kenaikan harga mobil menyusul nilai tukar rupiah yang mulai stabil pada angka sekitar Rp10 ribu per dolar, serta persiapan masyarakat menjelang mudik Lebaran.

"Turunnya BI rate (suku bunga acuan Bank Indonesia) juga akan mempengaruhi permintaan, karena lembaga pembiayaan pasti ikut menurunkan suku bunganya," ujar Joko. Saat ini lembaga pembiayaan telah menurunkan suku bunga mereka menjadi sekitar 5,5 sampai enam persen untuk pinjaman flat selama satu tahun.

TAM sendiri, untuk mendorong permintaan pasar dan meningkatkan kinerja produksi mobil Toyota, menggelar promosi pembelian mobil Toyota dengan bunga flat 3,5 persen setahun selama Juni sampai Agustus 2009. Demikian pula dengan sejumlah ATPM lainnya.

"Biasanya pada Juni dan Juli permintaan mobil agak sepi karena banyak masyarakat melakukan perjalanan dalam rangka libur sekolah dan dimulainya tahun ajaran baru, tapi pada Juni saja penjualan naik menjadi 39 ribu unit. Itu memang angka sementara berdasarkan penjualan delapan ATPM besar," ujarnya.

Pada Mei tahun ini penjualan mobil di dalam negeri secara "whole sales" mencapai 35.818 unit Namun pada Juni naik sekitar 8,9 persen menjadi sekitar 39 ribu unit. Rata-rata penjualan mobil pada triwulan I mencapai 33.425 ribu unit per bulan dan triwulan II mencapai 36.485 unit per bulan. "Pada triwulan III kami memperkirakan rata-rata permintaan mobil di dalam negeri setidaknya mencapai sekitar 37 ribu unit per bulan," kata Joko.

Namun, ia masih pesimis pada triwulan IV penjualan mobil akan lebih baik, karena belum ada indikasi ekonomi yang kuat baik di dalam negeri maupun di luar negeri, kendati diakuinya fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat.

"Saya masih khawatir ada sentimen pasar yang tidak bisa diduga, yang mendorong turunnya pasar mobil pada triwulan IV," katanya. Oleh karena itu, Joko mengambil proyeksi minimalis bahwa pada triwulan IV penjualan mobil hanya mencapai rata-rata sekitar 35 ribu unit per bulan. Dengan proyeksi sebesar itu, maka ia memperkirakan penjualan mobil sampai akhir tahun akan menembus angka 435 ribu unit.

Sampai semester I tahun ini penjualan mobil nasional telah mencapai 209.679 unit dari jumlah tersebut TAM memimpin pasar dengan penjualan sebesar 79.151 unit atau sekitar 37,7 persen. Sedangkan penjualan TAM pada Juni saja mencapai 17.070 unit termasuk Lexus atau menguasai sekitar 43,8 persen pasar.

"Kontribusi penjualan terbesar masih (Toyota Avanza). Pada Juni 2009 SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) Avanza mencapai 10.725 unit dan SPK Kijang Innova mencapai 3.448 unit yang menunjukkan masih adanya respon pasar yang sangat positif di tengah krisis global sekarang ini," ujarnya.

Joko mengatakan membaiknya harga komoditas pertanian seperti minyak sawit mentah (CPO) dan coklat, serta komoditas tambang seperti batubara, juga mendorong permintaan mobil di luar pulau Jawa. Namun dalam beberapa bulan terakhir penjualan mobil kembali bergeser ke Jawa, karena kondisi manufaktur yang sebagian besar berada di Jawa juga membaik. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009