Jakarta (ANTARA News) - Kampanye terbuka pasangan Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Calon Wakil Presiden Boediono di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu, diawali dengan istighosah dan doa bersama.

Istighosah dan doa bersama ini digelar Gerakan Pro SBY (GPS) dengan melibatkan tokoh dan pengikut enam agama yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu, kata Sekjen GPS, Turino Yulianto dalam keterangan persnya, di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan istighosah dan doa bersama ini juga digelar secara serempak di 496 titik yaitu ibukota provinsi dan ibukota kabupaten/kota se Indonesia.

"Doa bersama pengurus GPS se Indonesia itu antara berisikan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar bangsa Indonesia diberikan keselamatan dan mendapatkan pemimpin yang adil, amanah, bersih, cerdas, rasionalitas dan santun," ujarnya.

Menurut Turino, doa ini digelar dengan harapan penyelenggaraan Pilpres pada 8 Juli mendatang dapat berjalan aman dan tenang. Dan terpenting, kata dia, capres SBY dapat memenangkan Pilpres untuk priode kedua kalinya.

"Yang terbaik pasti akan memenangkan Pilpres kali ini. Dan pandangan GPS, SBY-Boediono adalah pasangan yang terbaik," ujarnya.

Ia juga berharap, bangsa ini dapat mengikuti Pilpres dengan baik. Karena keributan yang timbul dari ketidakpuasan penyelenggaraan Pilpres hanya akan memperburuk situasi nasional. Oleh karena itu, kata Turino, GPS berdo’a agar penyelenggaraan Pilpres ini jauh dari keributan akibat ketidapuasan peserta Pilpres.

Turino mengingatkan, ketidapuasan dalam penyelenggaraan Pilpres jangan sampai mencabik rasa persatuan yang terbangun kokoh selama ini. Dia berharap, yang menang dan kalah tetap bersatu padu membangun bangsa ini agar dapat lebih sejahtera.

"Tak ada yang sempurna di dunia ini. Namun, bangsa ini harus tetap kokoh dan bersatu untu terus membangun agar memperoleh kesejahteraan yang lebih baik. Ketidakpuasan itu sebaiknya disikapi dengan bijak," ujarnya.

Turino juga berharap agar seluruh pemilih dapat memanfaatkan kesempatan dan haknya untuk memilih presiden dan wakil presiden. Karena, kata dia, satu pilihan yang diberikan di TPS ( Tempat Pemungutan Suara) sangat berguna bagi bangsa dan negara ini pada lima tahun kedepan.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009