Jakarta (ANTARA News) - Meski sering disengat matahari di lapangan, tak membuat petenis peringkat 5 nasional, Beatrice Gumulya (18), kehilangan pesonanya.

Memilki paras cantik dan didukung kulitnya yang putih, membuat petenis berdarah campuran Belanda-China itu, menjadi pusat perhatian di lapangan.

Ketika ditanya apa resepnya bisa tetap segar dan cantik, petenis peringkat 885 World Tennis Association (WTA) itu mengaku tak memiliki kiat khusus.

"Saya tak punya kiat khusus dalam melakukan perawatan kulit dan kecantikan," kata Betrice di sela-sela pertandingan Pekan Olahraga Nasional Tenis 2009 di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu.

Ditemani ayahnya, Rudi, petenis yang memulai debut profesional sejak 2005 itu mengaku kulitnya yang putih sudah merupakan anugerah sejak lahir.

"Memang sudah dari sononya begitu," jawabnya, tersipu malu.

Di usianya yang masih muda, Beatrice mengaku akan terus bermain tenis.

"Saya akan terus berlatih dan menjadi juara," kata petenis yang berhasil mencapai semifinals ganda putri bersama Jessy Rompies di Kejuaraan Australia Terbuka 2009.

Di PON Tenis 2009, Beatrice mampu mencapai babak semifinal setelah Sabtu, dikalahkan petenis nomor satu Indonesia, Ayu Fani Damayanti, 6-1, 6-1. Sedangkan di partai ganda putri, pasangan Beatris-Jessy yang berada di unggulan pertama menyerah dari pasangan petenis kawakan Indonesia, Yayuk Basuki/ Romana Tedjakusuma, 6-3, 6-2.

Menjawab siapa yang mendorongnya bermain tenis, ia mengatakan kedua orangtuanya.

Beatrice memang berasal dari keluarga atlet. Ayahnya, Rudi, merupakan mantan atlet balap sepeda. Sedangkan ibunya, Sianti Ningsih merupakan mantan atlet loncat indah. Sementara kakaknya, Sandy Gumulya, juga seorang petenis.

Untuk bisa berprestasi di tenis, Beatrice mengaku akan terus mengikuti berbagai turnamen di dalam dan luar negeri.

Ditanya tentang sekolah, Beatrice mengaku sekolah di "home schooling".

"Sekolah itu bisa dimana saja. Di lapangan ini kita juga sekolah," kata Rudi, sang ayah.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009