Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti, Panangian Simanungkalit, mengungkapkan saat ini pengusaha properti tak ingin kehilangan momentum pasar yang sedang membaik.

Karena itu, katanya di Jakarta, Rabu, mereka menginginkan satu putaran selesai agar industri properti ada kepastian.

"Memang pemilu presiden ini tak banyak pengaruhnya. Hanya saja, para pengusaha tak ingin kehilangan momentum pasar yang bagus. Saat ini, pasar sedang bagus. Jadi satu putaran itu lebih bagus," katanya.

Panangian merasa optimis perekonomian nasional mulai tumbuh dan membawa dampak positif terhadap seluruh geliat dan aktifitas ekonomi riil nasional.

"Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan inflasi 4 persen pada Desember 2009. Sehingga BI Rate juga turun sekitar 6 persen. Maka kemungkinan suku bunga KPR sekitar 3 persen," ujarnya.

Dikatakannya, Posisi suku bunga perbankan yang akan turun menjadi 10 persen itu merupakan situasi yang sangat kondusif bagi pelaku ekonomi nasional. "Ini mendorong kebutuhan masyarakat dan terbukanya kesempatan lapangan kerja seperti sektor perumahan, infrastruktur, properti dan perhotelan, katanya.

Perekonomian di Asia cenderung minus dan hanya ada tiga negara di kawasan Asia yang pertumbuhannya positif. "Tiga negara yang pertumbuhannya plus adalah China, India, dan Indonesia. Sementara Singapura, Malaysia, Jepang, Thailand rata-rata minus," katanya.

Yang jelas, lanjut Panangian, momentum yang saat ini terjadi secara nasional sesungguhnya sudah lama dinantikan sebab sangat berpengaruh terhadap performance dan kinerja bangsa serta kepercayaan dunia usaha baik lokal, nasional maupun internasional.

"Yang perlu dijaga secara konsisten oleh pemerintahan saat ini adalah secara bertahap mengurangi pengaruh pengusaha asing terhadap perbankan nasional," tegasnya.

Menyikapi tawaran kebijakan ekonomi pro rakyat dan kemandirian ekonomi yang diusung oleh pasangan capres masing-masing Mega-Prabowo dan JK-Win, Panangiang Simanungkalit mengaku kurang bisa diterima akal sehat.

"Saya pikir konsep ekonomi yang ditawarkan pasangan capres Mega-Prabowo dan JK-Win lebih bernuansa spekulatif dan coba-coba. Langkah spekulatif dan coba-coba inilah yang sangat sulit diterima akal sehat pengusaha," ujar Panangian lagi

Tanpa bermaksud meragukan kemampuan ketiga pasang capres, dia mengatakan terlalu beresiko bagi siapapun pengusaha untuk melakukan perubahan secara mendadak. "Karena itu, kalangan pengusaha hingga kini masih lebih menerima `ekonomi jalan tengah` yang ditawarkan pasangan capres SBY-Boediono," tutur Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Demokrat.

Dia juga sangat berharap dan percaya pasangan capres SBY-Boediono jika menang dalam pilpres 8 Juli mendatang akan mendudukan para profesional di kabinetnya. "Setidaknya hal tersebut terbaca dari cara-cara SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dalam membangun koalisinya dan mengambil keputusan atas cawapresnya," pungkasnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009