Denpasar (ANTARA News) - Keluarga dari Rika Dwi Margaretha (22), kru pesawat Yaman yang mengalami kecelakaan di di Kepulauan Komoro saat ini masih menunggu kepastian kabar mengenai musibah yang menimpa anak mereka..

"Kami sekeluarga di Magetan sekarang cemas karena belum ada kepastian bagaimana nasib adik kami yang bekerja di maskapai penerbangan itu sebagai pramugari," kata Syifa`i Asa, salah seorang keluarga Rika yang menghubungi ANTARA Denpasar, Rabu dari Magetan.

Ia menjelaskan, Suyono, ayah Rika bersama keluarga yang lain saat ini berkumpul di rumahnya, di Desa Duyung, Kecamatan Takeran, Magetan, Jatim untuk menunggu kabar mengenai perkembangan dari kecelakaan tersebut.

Iibu Rika, yakni Dwi Nuryanti saat ini bekerja di Hongkong dan belum dipastikan apakah ia sudah tahu mengenai kecelakaan yang menimpa anaknya tersebut.

"Kami sudah dihubungi oleh pihak maskapai dari Jakarta tadi malam. Setelah itu kami berusaha menghubungi Deplu RI untuk menanyakan kabar ini, tapi sampai sekarang belum ada kabar. Kami juga berusaha menghubungi kantor maskapai penerbangan itu kembali di Jakarta, tapi tidak ada kabar juga," katanya.

Ia menjelaskan, Rika yang merupakan lulusan sekolah pramugari di Yogyakarta itu baru bekerja di perusahaan yang juga berkantor di Jakarta tersebut sejak sekitar setahun yang lalu.

Asa bercerita, begitu mendengar kabar tersebut, seluruh keluarga di Magetan langsung melaksanakan salat sunah dan berdoa bersama untuk memohon agar Rika diberi pertolongan keselamatan.

"Kami berdoa semoga ada keajaiban yang bisa menyelamatkan Rika. Lebih dari itu, kami juga mohon agar pejabat pemerintah dan maskapai bisa segera memberikan keterangan mengenai perkembangan dari kecelakaan ini," ujarnya.

Kantor berita AFP sebelumnya melaporkan bahwa sebuah pesawat Airbus A330-200 yang dioperasikan maskapai penerbangan milik negara Yaman, Yemenia Air, yang lepas landas dari Paris menghilang di antara wilayah Yaman dan Komoro dengan 147 penumpang di dalamnya, kata satu sumber di bandara.

Pesawat itu meninggalkan bandara Paris, Charles de Gaulle Senin, dan melakukan penerbangan menuju Marseille dan kemudian Sanaa, di Yaman, sebelum mengarah ke Moroni.

Pesawat tersebut - yang rencananya akan mendarat di ibukota kepulauan Lautan Hindia pada pukul 23:00 Senin waktu setempat itu - lenyap dari layar radar, kata sumber di bandara. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009