Jakarta (ANTARA News) - Grand Master (GM) Utut Adianto mengatakan kegiatan catur di dalam kampus sejak tahun 1990-an mati suri akibat rutinitas mahasiswa yang lebih fokus pada SKS (satuan kredit semester).

"Tahun 1990-an mahasiswa cenderung mengejar SKS, sehingga kegiatan sosial, termasuk catur, diabaikan," kata Utut dalam sambutannya saat penutupan Kejurnas Catur Mahasiswa 2009 di Gedung Dikti Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu malam.

Turut hadir dalam acara itu Dirjen Dikti Depdiknas Fasli Djalal, Ketua Umum PB Percasi Edi Widyono, dan sejumlah pengurus PB Percasi lainnya.

Utut mengatakan, Kejurnas Catur Mahasiswa diharapkan menggairahkan kembali catur di kampus yang sempat mati suri tersebut. Berbeda dengan era tahun 1980-an saat Utut masih menjadi mahasiswa. Saat itu katanya catur masih bergairah.

"Beda dengan tahun 1980-an, kami selesai mau kemana juga," katanya.

Dia berharap agar setiap kampus yang ada di Indonesia menghidupkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) catur sehingga kegiatan catur berupa lomba bisa lebih banyak lagi.
Dia juga mengaku bangga melihat Kejurnas Mahasiswa yang diikuti 274 mahasiswa dari 76 perguruan tinggi negeri dan swasta. Apalagi pertandingan tersebut sudah menggunakan display layar lebar.

"Ini pertama pertandingan yang saya lihat sudah menggunakan display, sudah sama dengan pertandingan internasional yang diikuti oleh para grand master di dunia," kata Utut memuji.

Dirjen Dikti Fasli Djalal mengatakan, Dirjen Dikti mengalokasikan dana sebesar Rp1 miliar untuk seluruh kegiatan UKM termasuk catur di seluruh perguruan tinggi. Dia meminta agar perguruan tinggi seluruh Indonesia yang belum memiliki UKM catur segera mendirikan UKM.

"Untuk perguruan tinggi swasta kita dukung lewat kopertis," kata Fasli.

Menurutnya total mahasiswa di Indonesia saat ini sebanyak 4,5 juta orang yang tersebar di 2900 perguruan tinggi. Jika seluruh kampus menggelar kejuaraan di internal masing-masing, maka tidak sedikit pecatur yang dihasilkan dari kampus.

Esensi filsafat catur katanya dapat membuat seseorang sabar dan fokus. Selain itu juga pelajaran dalam menyelesaikan masalah.

Kejurnas catur mahasiswa 2009 ditutup Rabu malam oleh Dirjen Dikti Fasli Djalal. Sebelumnya acara ini direncanakan akan ditutup Ketua Umum Koni Rita Subowo. Namun hingga penutupan berlangsung Rita tidak datang karena sedang di luar daerah.

Pemenang yang berhasil lolos pada Kejurnas tersebut langsung menerima piala dan uang tunai dari Menpora, Koni, Dirjen Dikti dan PB Percasi.

Pemenang pertama beregu putra/putri mendapat bonus Rp15 juta. Juara II Rp7,5 juta. Juara III Rp5 juta. Juara IV Rp3 juta. Juara V Rp2 juta. Juara VI s/d 10 Rp1 juta.

Juara satu perorang putra/putri Rp7,5 juta. Juara II Rp 4 juta. Juara III Rp3 juta. Juara IV dan V Rp 2 juta. Juara VI s/d X Rp1 juta dan juara XI s/d XX Rp500 ribu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009