Semarang (ANTARA News) - Pimpinan Ponpes Az-Zuhri Semarang, Abah Syaiful Anwar, menyatakan mendukung pasangan Jusuf Kalla-Wiranto (JK-Win) karena pasangan ini dinilai pesantren itu lebih tegas, cermat dan mempunyai pola pikir Indonesia yang lebih baik.

"Pak JK mempunyai kemampuan mengelola ekonomi karena ke depan Indonesia perlu dukungan ekonomi yang kuat, Pak Wiranto mempunyai kemampuan bidang keamanan," katanya saat menerima Wiranto di kediamannya di Ketileng, Semarang, Jumat siang.

Abah Syaiful meminta Kalla-Wiranto tidak melupakan ulama jika nanti memenangkan Pemilu Presiden 2009.

"Rumusnya hanya satu yaitu jangan tinggalkan ulama, jika nanti sudah terpilih menjadi presiden dan wakil presiden," katanya.

Pada bagian lain, Kyai yang mempunyai ribuan santri itu juga prihatin dengan lemahnya kemampuan pertahanan Indonesia padahal di tahun 1960-an, armada angkatan laut Indonesia diperhitungkan dunia demikian juga skuadron tempur udaranya.

"Saat ini kita punya pesawat Sky Hawk dan F-16 tetapi tidak punya senjatanya sehingga benar saja kita dipermainkan negara lain seperti munculnya kasus Ambalat," katanya.

Ia mengatakan, jika Indonesia tidak cermat menangani kasus Ambalat maka bisa saja kepulauan itu akan kembali jatuh ke Malaysia, padahal nilai kepulauan itu diperkirakan mencapai Rp500 miliar karena kaya kandungan minyak.

Untuk memenangkan JK-Win, Abah Syaiful Anwar meminta semua santri dan kyai untuk mengamalkan doa qunut nazilah yang memohon keselamatan bangsa Indonesia dan terhindarnya pasangan JK-Win dari fitnah dunia supaya bisa menjadi pemimpin Indonesia.

"Qunut nazilah ini sudah lama diajarkan oleh Syech Hasyim Ashari. Jadi saat membaca tinggal ditambah doa untuk pasangan JK-Wiranto," katanya.

Pada kesempatan itu, Abah Syaiful juga secara tak terduga memberikan selendangnya berwarna hijau kepada Wiranto, padahal sebelumnya Wiranto sudah mendapatkan selendang serupa. "Yang kedua ini untuk penguatan," kata Abah Syaiful.

Sementara itu, disamping meminta dukungan warga nahdliyin, Wiranto berjanji memperbaiki nasib Indonesia dengan lebih cepat lagi. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009