Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid menjadi saksi pernikahan anak Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Hatta Rajasa di rumah mempelai wanita Jalan Mangunsarkoro, Jakarta, Sabtu.

Yudhoyono menjadi saksi untuk mempelai pria yakni Mohammad Reza Ihsan Rajasa dan Hidayat untuk saksi mempelai wanita yaitu RA. Kusuma Anggraini.

Reza merupakan putra sulung dari Mensesneg, sementara Ninik panggilan akrab mempelai wanita merupakan putri sulung KPH Djoko Ramiadji, dan dia merupakan cucu dari BRA Mooryati Soedibyo, pendiri perusahaan kosmetika Mustika Ratu.

Beberapa pejabat terlihat hadir pada acara pernikahan tersebut di antaranya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Agung Laksono, Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto dan Menko Polhukam, Widodo AS.

"Pernikahan ini dikemas dengan budaya keraton Surakarta Hadiningrat, sementara prosesi lainnya dilaksanakan sebelum upacara adat pernikahan digelar sejak tanggal 28 Mei lalu," kata salah satu pemangku adat Surakarta, KPH Adp. Prapto Kusumo yang juga Ketua Panitia Pernikahan Ninik dan Reza.

Sebelum akad nikah, calon mempelai pria mendatangi rumah calon mempelai wanita dengan menunggang kuda dan diiringi 30 prajurit keraton Surakarta berpakaian lengkap.

"Termasuk membawa payung, tambur, peniup terompet, pembawa panah dan pawang kuda, seluruh perlengkapan tersebut langsung didatangkan dari Keraton Solo," jelas Prapto.

Dia mengatakan bahwa dalam rombongan kirab kuda itu terdapat keluarga calon mempelai pria serta beberapa menteri.

"Mereka membawa seserahan berjumlah 46 pasangan dengan nuansa adat Palembang," tuturnya.

Prapto mengatakan bahwa pernikahan ini merupakan acara bermuatan budaya yang mengetengahkan khasanah lokal pernikahan tradisional adat Surakarta digabungkan adat Palembang, daerah asal Hatta Rajasa.

Setelah pengantin bersanding di Krobongan dan melakukan sungkem kepada orangtua masing-masing serta pemakaian cincin kawin, disuguhkan tarian Serimpi Gondokusumo yang ditarikan oleh empat penari. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009