Jakarta (ANTARA News) - Produsen mobil Jerman Volkswagen melalui PT Garuda Mataram Motor, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), meluncurkan Touran sebagai "compeletly knock down" (CKD) pertama di Indonesia.

"Ini menjadi mobil pertama Volkswagen yang dirakit di Indonesia, dengan fasilitas dari Grup Indomobil," kata CEO PT Garuda Mataram Motor, Andrew Nasuri, pada peluncuran VW Touran di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, perakitan Touran resmi disepakati awal Mei 2009, dimana rencana perakitan tersebut telah ada sejak tahun 2007.

"Perakitan di Indonesia tahun 2007 memang sempat terkendala karena VW juga mempertimbangkan bekerjasama dengan Proton, tapi akhirnya memutuskan merakit di Indonesia," ujar dia.

Secara bertahap prinsipal VW akan menyempurnakan fasilitas perakitan di Indonesia sehingga diharapkan produksi "full CKD" dapat dilakukan di 2012.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa secara bertahap fasilitas perakitan tersebut akan digunakan untuk model mobil VW lainnya.

Guna menyempurnakan produk maka upaya meningkatkan capacity building sumber daya manusia (SDM) akan dilakukan produsen mobil asal Jerman ini.

"Ini akan membuat kualitas mobil yang dirakit di Indonesia sama baiknya dengan mobil yang dirakit di negara lain," tambah Andrew.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Indomobil Grup, Gunadi Sindhuwinata mengatakan, pilihan untuk merakit Touran karena jenis mobil ini, yakni mobil sport keluarga atau multpi purpose vehicle (MPV), masih diminati di tanah air.

Tindak menutup kemungkinan, menurut dia, model lain pun akan di produksi dengan fasilitas Nasional Assembler Grup Indomobil di Pulo Gadung.

Sebagai target awal, ujar dia, penjualan mobil ini diharapkan mampu menembus angka 200 unit. "Kondisi ekonomi sendiri belum begitu membaik, ini berpengaruh pada otomotif karena itu 100 sampai 200 unit terjual sudah bagus," katanya.

Touran sendiri merupakan mobil MPV bermesin 1.4 TSI dengan harga jual Rp395 juta (on the road). Walaupun menggunakan Euro IV tetapi mesin yang mengkonsumsi bahan bakar 1 liter banding 14 kilometer ini tetap menerima bahan bakar berkadar oktan 88. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009