Jakarta (ANTARA News) - Biro Riset Info Bank menilai PT Bank BRI menjadi bank terbaik untuk kategori modal di atas Rp10 triliun menggeser Bank Danamon yang harus turun peringkat.

"Biasanya Bank Danamon menjadi jawara, tapi kini BRI menjadi nomor satu dan Danamon harus turun peringkat, bahkan turun menjadi bank dengan modal antara Rp1-Rp10 triliun setelah modalnya tergerus karena kerugian derivatif," kata Direktur Utama Biro Riset Info Bank Eko B Supriyanto dalam konferensi pers rating 120 bank di Indonesia di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, penyusunan rating tersebut berdasarkan laporan keuangan 2008 yang telah dikeluarkan perbankan. "Kecuali Bank Century yang belum mengeluarkan laporan keuangan dan Bank Harpa yang sisi kreditnya nol jadi meragukan, akhirnya tidak kita masukan," katanya.

Ia mengatakan, untuk kategori modal di atas Rp10 triliun setelah BRI disusul oleh The Bank of Tokyo - Mitsubhisi UFJ, BCA, Bank Mandiri, CIMB Niaga dan BNI.

Sedangkan untuk modal antara Rp1-Rp10 triliun, posisi teratas ditempati Bank BTPN, Chinatrust Indonesia, ANZ Panin, Bank Jateng, Bank UOB Indonesia, Bank Mestika, Bank Jabar Banten, Bank Sumitomo, Bank Mizuho Indonesia dan Bank Danamon.

"Bank di posisi teratas saat ini terutama mereka yang bergerak di sektor UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)," katanya.

Sementara itu, untuk bank berkategori Rp100 miliar hingga Rp1 triliun, Bank Bengkulu menempati posisi pertama. Diikuti Bank Sinar Harapan Bali, Bank Woori Indonesia, Bank BPD Bali, Bank Sulsel, Bank NTT, Bank Jambi, Bank Sumut, Bank Sulut dan Bank Kesejahteraan Ekonomi.

Sedangkan kategori modal di bawah Rp100 miiar, Bank Purba Danarta menempati urutan pertama diikuti oleh Bank Fama Internasional, Bank Ina Perdana, Amin Bank, Bank Nationalnobu, Bank CNB, Bank Liman Internasional, Prima Bank, Bank Artos Indonesia, Bank Mitra Niaga.

Sementara itu, Biro Riset Info Bank juga mengungkapkan terdapat sekitar 16 bank yang telah memiliki kredit bermasalah (NPL) di atas lima persen. Yaitu, empat bank asing, tiga bank yang kepemilikannya campuran asing, satu bank persero, dua bank pembangunan daerah (BPD), tiga bank umum swasta nasional devisa dan tiga bank umum swasta nasional non devisa.

Hal ini menurun dibandingkan 2007 yang terdapat 20 bank yang memiliki kredit bermasalah di atas lima persen. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009