Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu menyatakan, bocornya pipa (shipping line) di CPP Blok Central Sumatera Basin, Kabupaten Siak, Riau, tidak sampai menimbulkan pencemaran lingkungan.

"Tidak ada pencemaran lingkungan dan bekas ceceran minyak sudah dibersihkan," kata Humas PT Bumi Siak Pusako Azizon Nurza kepada ANTARA di Pekanbaru, Jumat.

Sebelumnya, kebocoran pipa minyak terjadi pada Kamis (21/5) lalu, tepatnya di KM 73 Kabupaten Siak yang merupakan jalur Zamrud menuju North Boster Station (NBS) Minas milik PT Chevron Pasific Indonesia.

Minyak mentah tersebut akan dialirkan ke Dumai untuk memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor.

Menurut Azizon, perusahaan telah berupaya menanggulangi dengan lokalisir tumpahan minyak ke dalam penampungan sementara (temporary pit) dan dikembalikan ke Gathering Station (GS) Zamrud menggunakan truk penyedot minyak.

Kebocoran itu, ujarnya, terjadi tumpahan minyak kurang lebih 10 barrel, setara 1.500 liter, di antaranya 2 barrel dapat diambil kembali. Sedangkan sisa tumpahan 8 barel, setara dengan 1.200 liter, terancam tidak bisa digunakan karena sudah bercampur tanah.

Ia membantah pernyataan masyarakat yang mengklaim tumpahan minyak telah mencemari perkebunan kepala sawit rakyat.

Lokasi kebocoran pipa berada di dalam areal perusahaan yang memang diokupasi masyarakat tanpa izin. Lokasi tumpahan minyak berjarak sekitar 100 meter dari permukiman dan sekitar 50 kilometer dari jalan raya Dayun-Siak.

"Tidak ada lahan sawit rakyat yang terkena tumpahan minyak, dan kejadian ini terjadi di dalam areal perusahaan," ujarnya.

Kepala Operasi BP Migas Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Hanif Rusjdi mengatakan, pihaknya akan menurunkan tim khusus untuk mengidentifikasi penyebab kebocoran pipa tersebut.

Dugaan sementara dari pihak perusahaan, lanjutnya, kebocoran terjadi pada sambungan las antara pipa dan flange karena adanya korosi berupa lubang kecil berdiameter setengah centimeter.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009