Proses pemulangannya dua hari,
Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengawal kepulangan santri Pondok Pesantren Gontor asal Sulawesi Selatan yang berjumlah 360 orang sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan penyebaran virus corona baru atau COVID-19.
 

Sebanyak 230 santri dijadwalkan akan dipulangkan ke Makassar hari Senin melalui Bandar Udara Internasional Juanda. Sebelumnya santriwati berjumlah 130 orang telah lebih dulu dipulangkan pada Sabtu (11/4).
 

Kepala bidang pencegahan dan kesiapsiagaan BPPD Sulsel, Endro Yudo Waryono menyampaikan kepulangan para santri terlaksana atas kerja sama ikatan keluarga alumni Pesantren Gontor di Sulselbar.
 

Mereka melakukan koordinasi dan sinergi dengan gugus tugas penanganan COVID-19 Sulsel. Sehingga pihaknya bisa menata langkah proses kepulangan, ujarnya.

Baca juga: Ribuan santri Lirboyo Kediri dipulangkan antisipasi penyebaran corona
 

"Proses pemulangannya dua hari, santri-santri putri 130 orang, mereka dengan lancar pulang Sabtu siang. Sementara santri putra 230 anak dari Jawa ke Sulsel akan pulang Senin ini," katanya.
 

Kepulangan para santri ini didahului dengan pemeriksaan kesehatan di Ponorogo. Edukasi selama tiga hari juga telah dilakukan sebagai persiapan pembekalan untuk pulang.
 

Sementara di Bandara Juanda bagi santri perempuan yang telah tiba di Makassar, pemeriksaan kembali dilakukan. Mereka dinyatakan sehat dan lolos semua hingga layak untuk pulang.
 

"Perlu kami sampaikan secara umum kesehatannya baik, karena di pondok, tiga hari sebelum dipulangkan dilakukan edukasi dan pemeriksaan di Bandara Surabaya untuk bisa pulang," ujar Endro.
 

Begitu pula ketika turun dari pesawat, tim kesehatan Bandar Udara Sultan Hasanuddin langsung melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan edukasi terkait karantina mandiri selama 14 hari.
 

"Alhamdulillah keluar dari bandara semuanya bisa pulang ke rumah masing-masing karena mereka tidak ada yang terindikasi di bawah standar atau di atas standar," katanya.
 

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, HM Husni Thamrin menambahkan
kedatangan para santri dijemput langsung orang tua yang data masing-masing santriwati telah dikoordinasikan dengan pemerintah kabupaten/kota.
 

"Penjemputnya itu tidak boleh lebih dari dua orang karena isi mobil maksimal tiga orang.
Ketika tiba di rumahnya mereka harus karantina mandiri karena telah masuk status ODP (Orang Dalam Pemantauan), sementara yang monitor adalah dinas kesehatan setempat bersama puskesmas," jelasnya.

Baca juga: Santri Pesantren Tebuireng dipulangkan untuk cegah penularan COVID-19
 

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020